Pada saat ini, selama Ye Fei menutup matanya, adegan kecelakaan mobil yang mendebarkan itu akan muncul di benaknya. Dan setiap ia memikirkan Su Mohan yang dengan putus asa bergegas untuk melindungi dirinya, ia tidak bisa lagi menahan air matanya.
Ia selalu berpikir bahwa hidup hanya untuk makan tiga kali sehari, sesekali mengalami pertengkaran, memiliki teman sebanyak mungkin, dan merasakan rasa manis yang meluap dari dalam lubuk hati.
Tetapi ia lupa bahwa hidup tidak statis, selalu penuh dengan variabel yang tidak diketahui. Kita tidak akan pernah tahu jarak antara detik terakhir dan berikutnya, serta kekejaman yang harus kita alami.
Ye Fei berangsur-angsur menjadi tenang, ia menatap pria yang sedang tidur itu, dan bibirnya sedikit melengkung.
Mungkin ia tidak bisa mengubah masa lalu, tapi satu-satunya hal yang bisa ia lakukan sekarang adalah tetap berada di sisi Su Mohan.