Tapi pada saat ini, melihat mata Ye Fei yang merah dan bengkak di depannya, Mo Yesi merasa dadanya sesak. Lebih terasa sesak daripada amarahnya yang membumbung tinggi. Mendengarkan nada jijik yang diucapkan Ye Fei, melihat bahwa wanita itu takut padanya, dada Su Mohan terasa mencelos.
Perasaan hampa yang dirasakannya membuat Su Mohan bingung, seolah-olah segala sesuatu tiba-tiba kehilangan maknanya. Perasaan yang berlubang dan tidak utuh membuatnya bingung, seolah-olah dunianya langsung runtuh.
Su Mohan terdiam lama. Ia menatap lurus pada Ye Fei. Tubuhnya bergetar lagi, lalu Su Mohan berkata dengan suara serak dan nadanya sedikit bergetar. Ada nada memelas yang terdengar samar, "Kamu ... Apakah kamu benar-benar membenciku?"
Hati Ye Fei juga mencelos kala mendengar pertanyaan itu. Melihat Su Mohan, entah kenapa ia menjadi tertekan. "Aku …"
"Cukup, jangan bicara lagi!" sela Su Mohan keras.