"Bicara!"
Su Mohan masih berteriak. Suaranya sangat nyaring sehingga hampir bisa menembus melalui tembok. Namun, Ye Fei menunduk dan menolak untuk berbicara, tidak peduli seberapa keras ia berteriak.
Kekuatan di tangan Su Mohan menjadi semakin dan semakin kuat. Ye Fei menggigit bibirnya dengan keras dan berkedip beberapa kali untuk mencegah air matanya jatuh. Ia telah lama memahami bahwa hidup tidak percaya pada air mata, tetapi ia tidak dapat mengendalikannya karena itu sangat menyakitkan.
Su Mohan menjadi semakin marah ketika melihat kesunyian Ye Fei yang tetap bungkam. Ia menganggap bahwa jika Ye Fei diam, berarti wanita ini mengiyakan atau terlalu malas untuk menjelaskan kepadanya. Tidak peduli apakah itu hanya alasan, meskipun berbohong, Ye Fei tidak ada inisiatif untuk menjelaskannya.