"Tuan Su, jangan mencoba menjadi agresif," kata Ye Fei, "Kamu tidak bisa memaksakan hal semacam ini. Kita bisa menundanya jika kamu hanya pura-pura ingin membuktikan semuanya—Hmph…"
Sebelum Ye Fei menyelesaikan kalimatnya, Su Mohan memblokir mulut kecilnya yang berceloteh. Wanita sialan ini! Beraninya mengatakan bahwa aku pura-pura untuk membuktikan semuanya! Aku harus membuatnya mengingat kenangan yang panjang ini! pikir Su Mohan.
Bibir Su Mohan sangat dingin, tidak seperti tubuhnya yang selalu terasa hangat. Ye Fei sedikit berusaha untuk merespons ciuman kasarnya, tetapi ia diam-diam menghela napas lega di dalam hatinya. Ye Fei tadinya sempat berpikir Su Mohan benar-benar tidak ingin menyentuhnya lagi. Selama pria ini masih menginginkannya...
"Tuan Su, aku sangat merindukanmu…" kata Ye Fei.
Tatapan mata Ye Fei lembut seperti sutra. Sepasang mata kucingnya memesona dan warna kuning samar pada matanya seperti hampir mengambil jiwa Su Mohan.