Su Mohan menyerang Ye Fei secara tidak terkendali dan terus menuntutnya. Bahkan, ia melampiaskan semua ketidakpuasannya selama satu bulan terakhir.
"Um... Tuan Su, bolehkah aku pergi untuk lanjut berjualan alkohol…?"
"Tidak."
"Tuan Su, sebentar lagi 100 harinya akan berakhir! Aku..."
———
Dua jam kemudian, Ye Fei berbaring di paha Su Mohan. Napasnya terengah-engah dan sepasang matanya yang seperti mata kucing terlihat bengkak.
Karena kemarin Ye Fei sudah terlalu banyak tidur, kali ini ia jadi tidak bisa tertidur. Ia meraih tangan besar Su Mohan dan memainkannya dengan lembut. Jari-jari pria itu ramping dan bersih dengan kuku-kuku dipotong dengan rapi. Su Mohan mengenakan cincin yang mewah dan sangat indah, namun terlihat sederhana.
Bagaimana bisa tangan seorang pria terlihat begitu indah? batin Ye Fei.