Su Mohan sangat puas melihat rasa takut di mata Ye Fei. Ia pun menggendong Ye Fei dan menggigit daun telinga wanita itu dengan lembut, bak seorang iblis yang datang dari neraka. "Jika aku sampai mengetahuinya, aku tidak keberatan untuk mengirimmu kembali ke Penjara Kota Dong," pungkasnya.
Ye Fei gemetar dan wajahnya sedikit memucat saat ia kembali memikirkan mimpi buruk di Penjara Kota Dong selama enam tahun terakhir. Tidak! Aku tidak akan pernah kembali ke tempat gelap itu! pekiknya dalam hati. Ye Fei mengerti bahwa ia telah berjuang mati-matian selama bertahun-tahun untuk mendapatkan kebebasan, lalu kebebasan itu bisa dengan mudah diakhiri hanya dengan satu kalimat dari pria ini. Tak peduli bagaimanapun caranya, ia harus mendapatkan pria ini dalam genggamannya dan menggenggamnya erat-erat.
Ye Fei melemah dalam dekapan Su Mohan, lalu ia bersandar di dada sambil menggigit bibirnya dan berkata, "Tuan Su benar-benar suka memaksa. Tapi, Tuan Su jangan khawatir. Tuan harus yakin bahwa aku benar-benar tulus pada Tuan. Bagaimana bisa aku melakukan sesuatu yang membuat Tuan menyesal di luar?"
Su Mohan mengerutkan kening. Ia tidak suka jika ada wanita yang terlalu dekat dengannya, tapi Ye Fei memiliki aroma yang berbeda dari wanita-wanita lain. Jika bukan karena aroma tubuh Ye Fei yang ringan, ia tidak akan memberikan toleransi.
"Ketulusanmu benar-benar murah. Bukankah ketulusanmu hanya kamu tunjukkan dengan membuka bibir dan kedua kakimu?"
Meskipun Su Mohan menyindirnya dengan sarkastik, Ye Fei tersenyum seakan ia baru saja mendengar pujian. Lalu, ia berkata, "Seperti yang diharapkan, Tuan Su mengerti dan bahkan memahami pikiranku dengan saksama!"
Mata Su Mohan sedikit menggelap saat mendengar perkataan Ye Fei. Aku cukup yakin wanita ini adalah barang yang murah, tapi dia sangat jujur dengan apa yang dikatakannya!
Namun, Ye Fei tidak mempedulikan tatapan dalam Su Mohan yang terlihat jijik dan hanya tersenyum pada pria itu dengan manis. Memang benar. Aku bahkan jijik dengan diriku sendiri. Bagaimana mungkin pria seperti Su Mohan tidak merasa jijik? Tapi, jika menjijikkan, memangnya kenapa? Wanita mana yang tidak menjijikkan di matanya? Wanita mana yang ada di sisinya jika bukan karena kekuatannya, kekayaannya, kekuasaannya, atau bahkan tas kulitnya? pikir Ye Fei.
Jika Su Mohan tidak memiliki semua ini, masih akan ada beberapa wanita lain yang akan menghantuinya dan saling berebut untuk naik ke tempat tidurnya. Oleh karena itu, Ye Fei tidak takut untuk merasa kotor dan menjijikkan. Ia hanya ingin menggunakan semua cara untuk mendapatkan tempat di hati pria itu, kemudian menggunakan kepintaran dan pemahamannya untuk mendapatkan status sebagai Nyonya Su.
Ketika Ye Fei tersadar kembali dari pikiran-pikiran di benaknya, tatapan dingin Su Mohan kembali menggelap. Ia tak bisa menahan perasaannya karena jika ia terganggu sedikit saja, suasana hatinya akan menjadi begitu buruk dan ia bisa lepas kendali kapan saja. Hal kecil seperti ini baru beberapa kali saja terjadi padanya, tapi ia selalu langsung bereaksi!
"Karena kamu ingin menjadi Nyonya Su, bagaimana jika pertama-tama kamu harus memuaskan diriku terlebih dahulu?" tanya Su Mohan.
Namun, sebelum Ye Fei menanggapinya, pria itu segera berguling dan menekan Ye Fei di bawah tubuhnya. Tubuh Ye Fei menjadi kaku saat merasakan tubuh Su Mohan yang kuat, tapi tangannya dengan cepat melilit pinggang pria itu dengan kuat. "Tuan Su benar-benar kuat."
"Jika tidak kuat, bagaimana bisa aku memuaskan kamu yang murahan ini?!"
Ye Fei terkikik, seakan ia baru saja mendengar sebuah pujian. "Suatu kehormatan untuk melayani Tuan Su."
Su Mohan pada dasarnya tidak membutuhkan pemanasan karena ia sudah merasa gila. Dengan sentuhan kasar dan intimidatif, ia ingin memiliki setan kecil di depannya.
Seluruh tubuh Ye Fei kini terperangkap di sofa. Suhu panas tubuh pria itu mengingatkannya pada rasa sakit yang membuatnya meneteskan air mata seperti tadi malam sehingga ia tidak bisa menahan rasa takutnya. Namun, wanita itu kini tenggelam di tempatnya karena dua lengan panjang dan kuat telah mengunci tubuhnya.
———
Setelah bercinta, Ye Fei tertidur di sofa karena merasa pusing dan mengantuk. Kedua matanya masih mengeluarkan tetes air mata yang tersisa di pipinya, menunjukkan bahwa ia tadi menghadapi pertempuran yang sangat sengit dengan Su Mohan.