"Hai," sapa Ain dengan lembut pada Tiash yang menyuguhinya senyum manis, senyuman yang mampu menentramkan hati Ain begitu menatapnya.
Usai perbincangan panjang dengan Rha, Ain bergegas untuk menemui Tiash di rumah tempat gadis itu berlatih.
Tiash menatap Ain dengan mata yang berkaca-kaca. Ia merasa begitu senang melihat Xenatria-nya kembali padanya.
Gadis itu berlari untuk mendekap Ain dengan erat. Dekapannya begitu erat, seolah mereka akan berpisah selamanya.
Ain ikut mendekap Tiash. Tapi ia merasa ada yang aneh dari gadis itu. "Ada apa?" bisik Ain untuk memastikan.
"Aku... Aku melihat masa depan kita, Ain...." jawab Tiash dengan lirih. Beberapa tetes air matanya terlihat membasahi pipi.
Ain mengusap kepala Tiash, memberi ketenangan untuk gadis itu. Sebenarnya, Ain memang merasakan perasaan aneh ketika ia sampai di Logard. Rasa sedih dan perasaan tak berdaya yang berasal dari Tiash.