"Ayah dan Ibumu ada di Elyosa."
Kalimat itu terus terngiang di kepala Ain saat ia berada di dalam kapsul pemulihan. Hasrat yang tinggi untuk bertemu kedua orang tuanya, membuatnya tak sabar untuk pergi ke Elyosa. Walau demikian, Ain bukan orang gegabah yang tidak membuat rencana sebelum bertindak. Rencana pertamanya adalah memulihkan kondisi tubuh.
Hangatnya sinar pemulih yang dipancarkan -menyelubungi tubuh- membuat Ain merasakan kantuk. Matanya terasa begitu berat, sampai ia harus mengalah untuk membawa dirinya hanyut, bertualang ke dunia alam bawah sadarnya.
Agak lama Ain tertidur, sampai ia mulai memasuki alam mimpinya.
Dalam mimpi itu, Ain melihat meteor berukuran raksasa yang melesat dari angkasa. Batu itu menuju tepat ke daratan Logard, menghantam dan memusnahkan semua.
Mimpi buruk itu membuatnya tersadar dengan paksa. Napasnya terengah-engah. Keringat juga sudah terasa membanjiri sekujur tubuhnya.