"Aaaaaaahh!!" pekik Tiash dengan keras. Matanya terpejam rapat, mengluarkan air mata yang mengalir deras. Napasnya terengah-engah dengan mulut yang menganga. Rasa sakit yang ia alami terasa lebih menyakitkan dari sebelumnya, membuat tubuhnya menggeliat-geliat sekaligus bergetar dengan hebatnya.
Corak garis biru di baju Entraboltha yang dikenakan oleh Tiash terlihat bersinar lebih terang, sama terangnya dengan mantel Cerberus milik Ain saat pemuda itu bertarung dengan Grief. Itu menandakan kalau Nano-technology yang ada pada Entraboltha tengah bekerja secara maksimal untuk menstabilkan kondisi si pemakai.
Suara rintihan dari Tiash terdengar semakin keras, membangunkan mereka yang tengah terlelap. Dengan segera, semua yang ada di rumah itu segera mendatangi kamar tempat Tiash dan Ain berada.
Di dalam kamar, mereka melihat Ain tengah menggenggam tangan Tiash sembari menenangkan gadis itu.