Di sudut lain Kota Shenzhen, Choi Jiho membaca pesan Han Yexi dan tersenyum sambil meneguk es kopi yang sama dengan yang dia kirimkan pada Han Yexi.
"Bagaimana kopinya, Tuan Muda?" Tuan Chu bertanya dari kursi kemudi. Omong-omong, dialah yang merekomendasikan kedai kopi.
"Rasanya memang agak pahit dibandingkan yang lain." Choi Jiho memberi komentarnya sambil terus meneguk kopinya sampai habis.
"Syukurlah kalau anda menyukainya. Saya juga sebetulnya tidak tahu apa-apa tentang kedai es kopi itu, tapi saya bisa menjamin kue yang mereka jual enak karena istri saya sangat menyukainya kue-kue dari kedai itu."
"Nyonya Chu pasti punya selera yang bagus." Anehnya, Choi Jiho bahkan tidak membeli kue atau mencoba kue dari kedai kopi itu. Dia hanya mencicipi segelas es kopi.
Tuan Chu awalnya bingung saat Choi Jiho bertanya tentang kedai kopi untuk teh sore yang sederhana dan tidak terlalu mahal. Tuan Chu pikir dia membeli sesuatu yang enak untuk tunangannya jadi dia memberi referensi.