Chereads / love black blood and white blood / Chapter 2 - chapters1

Chapter 2 - chapters1

Beberapa tahun kemudian berlalu... Aku yang mulai menginjak masa perkuliahan dan Yu jeong yang mulai masuk ke masa SMAnya. Meskipun seperti itu, aku dan Yu jeong tetap bisa berkomunikasi, bahkan setiap hari kami selalu bertemu.

Sejak berumur sebelas tahun. Aku tinggal di panti asuhan dan dirawat oleh pastor, bukan hanya aku, tapi ada anak-anak lain yang tinggal bersama.

semenjak menginjak perkuliahan, aku yang hanya memiliki teman Yu jeong. Susah berkomunikasi dengan orang lain. Bahkan saat di kampus, aku menyapa semua orang karena aku tidak tau orang-orang yang satu jurusan denganku.

Bukan hanya menyapa semua orang saja. Karena tidak punya teman, aku selalu kemana-mana sendiri, bahkan saat makan pun sendiri, karena takut dianggap 'tak terlihat' saat makan pun aku berbicara sendiri.

Beberapa hari ini, begitu banyak kejadian vampir yang bermunculan. Aku yang berada dalam bus, melewati tempat mayat seorang gadis SMA yang mati tergigit.

Gadis tersebut begitu mengenaskan. Semakin diperhatikan, sangat mengerikan aku pun mengaalihkan pandanganku ke tempat lain.

Briking News... (Berita hari ini)

Telah di temukan seorang mayat gadis SMA, yang tergeletak di lorong dalam kondisi mengenaskan, diliat dari kondisinya gadis tersebut, telah digigit oleh sekumpulan vampir. Untuk itu kami memperingatkan semua orang untuk tidak keluar tengah malam dan berhati-hati lah. Trimakasi.

"Tidak! Tidak! Anakku! Itu anakku!" ujar seorang ibu yang berusaha pergi menuju ke tempat putrinya yang telah tergeletak, ditutupi kain.

"Tolong, Bu. kami sedang melakukan penyelidikan" kata seorang polisi yang berusaha mencegah.

"Anakku! Hiks... Hiks... Hiks... "

"Katanya sih, dia digigit vampir. Ya, ampun, mengenaskan sekali nasibnya."

"Ih, gue ogah ah, keluar tengah malam lagi. Takut digigit vampir"

"Apalagi gue"

Kata orang-orang yang lewat di tempat kejadian.

"Baiklah, semuanya. Karena kalian mahasiswa baru, kami sebagai senior mengadakan pesta penyambutan kalian, diharapkan kalian semua datang." kata senior yang mengundang kami.

"Gimana nih, aku sama sekali enggak punya teman. Pada hal sudah main tiga jam sama sekali enggak bisa akrab dengan yang lain. Mereka semua udah pada tukaran nomor hp." aku yang kebingungan, enggak tau harus ngapain agar punya teman.

Tetapi, tanpa kusadari sejak tadi, ada seorang wanita yang melirik diriku.

"Baiklah, Huan, katanya kalau minum banyak alkohol bisa cepat akrab dengan orang lain, akibat mabuk."

"Kok, tetap sama, gue sudah minum begitu banyak alkohol masih saja enggak mabuk"

Dari kejauhan ... tidak sengaja, aku melihat banyak orang sedang berkumpul di tempat itu.

"Wah siapa dia? Kaya nya dia itu senior deh"

"Masa sih, kenapa menantang juniornya?

Apa dia ingin ngebully juniornya?"

Bisik mereka, melihat tingkah laku kakak senior itu.

Tubuhnya yang besar dan gendut berkacamata dan berjanggut hitam lebat.

Tanpa pikir panjang pun aku langsung menghadapinya, untuk mengalahkannya dalam lomba minum alkohol. Kakak senior tersebut kalah.

"Trimakasih, Huan loh memang penyelamat jurusan kita."

"Wah hebat sekali kamu. Nama kamu Huan kan? tukaran nomor HP yuk! Kenalin gue Sinta"

Mendengar hal tersebut membuatku tersipu malu, sekaligus bangga. Karena akhirnya aku bisa memiliki teman

"Kenalin, gue Radit kapan-kapan kita main basket nya."

"Ya, ampun basket mulu diotak loh. Kenalin gue maya, nanti kita karokean bareng yah."

"Dan ini, teman gue. namanya Bintang"

"Halo, gue Bintang. orang paling cakep di sini"

"Yaelah, cakep! Cakep dari hongkong!" kata maya dengan Nada mengejek.

"Hahahahaha."

Mulai hari itu aku mempunyai seorang teman.

Ligung... Ligung... Ligung...

"Eh, bunyi serine, kita harus pulang sekarang sudah tengah malam."

Kami pun pulang ...

"Hay." kata seorang wanita cantik yang menyapaku secara tiba-tiba.

"Kamu pulang sendirian ya? "

"I ... i ... i ... iyah" jawabku gugup

Apa yang harus kulakukan? ... tiba-tiba dia mau pulang bersama. Aku harus memecahkan keheningan, tapi harus bilang apa coba, kan, bingung.

"Itu... Sebaiknya kamu duluan aja, ini udah tengah malam nanti gimana kalau ada vampir."

"Hah? Vampir? Aku enggak takut sama vampir." jawabnya penuh keyakinan

Saat mendengarnya aku pun terkejut.

Tiba-tiba..

"Cepat lunasi semua hutangmu! kalau tidak kau akan menerima akibatnya!"

"Saya mohon, Pak! sebaiknya anda pergi! ini baik untuk kita semua. "

"Ceh... Jangan asal bicara loh, bilang aja kalau loh itu..."

Belum sempat, ia menyelesaikan bicaranya, orang yang ia tagih berubah menjadi vampir. Dan menusuk tubuhnya, aku pun langsung terkejut melihatnya.

"Hm ... Ternyata vampir" kata wanita itu dengan santay.

"Oke, Deh, kayanya udah malam aku harus pulang! Sampai jumpa besok Huan!" katanya sambil mengambil langkah seribu menjauh dari tempat itu.

"Lah, katanya enggak takut vampir" balasku menatap bingung

"Wah-wah, ternyata ada seorang manusia" pria itu menatapku tajam. "hei nak, apa kamu mau menjadi vampir?" lagi pula itu sangat menyenangkan" sambil mendekat dan menarik leherku seperti ia ingin mengisap darahku.

Aku pun berusaha lepas dari nya.

"Di mana benda itu, apa yang harus kulakukan?"

"Kamu cari apa salib? Bawang putih? Itu enggak akan mempan."

"Sebaiknya anda menjauh dariku! Sebelum..."

Belum sempat menghabiskan kalimat, pria itu menarik kepalaku dan ingin menggitku. Tapi, dalam sekejap aku berubah dan aku menusuk perutnya..

"Kau tidak perlu mengubahku menjadi vampir, karena sejak lahir aku sudah menjadi vampir."

"Apa!"

Aku pun menyelenyapkannya.

Tiba-tiba...

"Lagi-lagi kakak berubah!"

Mendengar suara itu, aku pun dengan siagap membalikkan badan.

"Yu jeong! Apa yang kamu lakukan disini? Ini sudah tengah malam! Bagaimana jika vampir-vampir itu menyakitimu?"

"Ayolah kak, jangan khawatir. Aku baik-baik saja. Aku di sini karena ketinggalan bus dan aku baru saja beli beberapa buku yang ingin kubaca. Eh, enggak sengaja melihat kakak di sini."

"Wah, kau menghabisinya menjadi debu"

Aku pun langsung menarik tangan Yu jeong dan mengantar nya pulang.

Ssstttt!

"Kita sudah sampe."

"Kakak! Aku kan masih ingin melihat mayat itu"

"Kamu ini! Ini udah tengah malam. Bagaimana terjadi sesuatu nanti padamu?bagaimana coba, kalau..."

"Iya, iya... Yah udah, kakak pulang aja. Nanti pastor mencarimu"

"Ingat! Jangan keluar tengah malam lagi"

"Iya kak"

Ssstttt!

Di tempat lain...

"Apa kamu sudah menemukan vampir hitam itu?"

"Maafkan saya tuan, sampai saat ini saya belum bisa menemukannya"

Braakk!

"Bukankah saya sudah menyuruhmu mencarinya! apa kau tau dia adalah senjata terkuat yang bisa kita gunakan."

"Maaf, tuan, saya akan mencarinya lagi"

"Hm... Baiklah, saya akan memberikanmu kesempatan. Sampai saat itu juga kau belum menemukannya... kau akan tau akibatnya."