"Hah! Capek banget gue, gerah!" keluh Ameera mengipas wajahnya yang berkeringat menggunakan tangannya.
"Untung Freya lagi datang bulan jadi nggak ikut olahraga." ledek Freya duduk di samping Ameera.
"Yayayaya," cetus Ameera. "Sono gih beliin gue minum. Haus!" ujar Ameera.
"Nggak mau." tolaknya.
"Cih, temen!" ejek Ameera
"Bodo!" balas Freya. "Emang yah stamina cowok mah beda. Liat noh padahal udah di jemur dari tadi malah lanjut main bola." kata Freya melihat teman cowik kelasnya bermain bola termasuk Ezra.
"Nah, Makanya itu. Allah itu Adil karena cowok di tugaskan untuk memperjuangkan dan menjaga orang yang di sayanginya." jelas Ameera.
"Sok bijak!" sindir Freya membuat Ameera mendesis kesal.
"Panas." gumam Ezra seraya mendudukan dirinya di depan Ameera dan Freya kemudian membuka baju olahraganya hingga kini ia terbungkus kaos hitam yang melekat di tubuhnya.
Ameera menoleh menatap Trio yang memanggil Ezra. "Noh di panggil si bocil." tunjuknya.
Ezra berdecak kesal. "Baru duduk." lantas berdiri dan menyampirkan baju olahraganya di bahu sebelah kiri.
Freya mendongak, "Kemana?"
"Futsal,"
"Lah barusan abis ngapain? Main bekel?" celetuk Ameera.
"Beda cabe!" jawab Ezra yang sudah berlari menghampiri Trio dan teman sekelas lainnya.
Ameera melotot. "Si Eza mulutnya pedes bener."
"Ya, iyalah. Temennya aja Ameera. Kan cabe." kata Freya enteng.
"Sialan!" sewotnya. "Ayo ke kantin! Gue Haus, gerah, panas." ajak Ameera menarik tangan Freya.
Freya melihat jam tangannya. "Ck, Nasib bener dah kelas kita. Di kasih jam olahraga siang hari."
"Biar lo sadar kalo panas di dunia itu nggak sebanding dengan di neraka."
"Makanya biar Meera tobat ya." balas Freya menatap Ameera.
"Emang lo cocoknya sama si Eza."cibir Ameera.
****
"Ibu akan membagikan hasil ulangan minggu lalu." kata Bu Lisda. "Seperti yang ibu janjikan sebelumnya. Yang mendapat nilai tertinggi ibu akan memberikan hadiah, begitupun sebaliknya. Yang mendapatkan nilai paling rendah ibu kasih remedial." jelas guru Matematika tersebut kepada XI IPS 1.
"Jingga bisa bantu ibu bagikan hasilnya kepada teman-temanmu." pinta Bu Lisda kepada sekretaris kelas.
Jingga langsung bangkit menghampiri Bu Lisda dan membagikan hasil ulangan teman-temannya. Seperti biasa sebelum membagikan dia mengambil miliknya sebelum di lihat banyak orang dan mengintip hasil milik orang.
"Yah," keluhnya saat melihat hasil miliknya berada di tengah-tengah angka 4 dan 6.
"Waw.." gumamnya melihat hasil milik Nosi. "96, Hampir sempurna. Selamat!" ucapnya sambil memberikan kertas ulangan kepada Nosi.
"Makasih, Ngga."
"Oks." balas Jingga dengan senyuman. "Selamat dengan nilai terendah." ejek Jingga kepada Aksa membuat Aksa menggeram sebal. Sementara Jingga terkikik geli.
"Clasilda Nosi," panggil Bu Lisda hingga membuat seluruh kelas menatap Nosi. Tak heran jika lagi-lagi Nosi yang menjadi bintang kelas. Baik ulangan harian maupun ulangan akhir semester.
"Ya, bu." jawab Nosi mengangkat tangan.
"Pertahankan prestasimu dan belajar lebih baik lagi. Selamat ya Nak." ucap Bu Lisda. "Nanti jam istirahat ke ruangan Ibu yah." ujarnya.
"Baik, bu."
"Berapa nilai punya lo, Ci?" tanya salah satu teman kelasnya.
"96," jawab Jingga membuat satu kelas berseru heboh tak menyangka nilai mereka jauh dari point yang di hasilkan Nosi.
"Keren sih. Kita aja yang dapet 76 udah bersyukur banget bisa di atas KKM walaupun hanya 1 biji di atasnya." sahut Firly.
Aksa mendengus sebal. "Apalah dayaku dengan otak di bawah rata-rata." seketika satu kelas tertawa mendengar ucapan Aksa.
****
"Apaan tuh?" tunjuk Dara melihat totebag yang di bawa Nosi.
"Sepatu." jawab Nosi.
"Beol?"
"Apa lagi tuh?" heran Dara mendengar pertanyaan Ameera.
"Belanja Online, norak!" ejek Aksa.
"Ye, mana gue tau."
"Di kasih Bu Lisda." ujar Nosi.
Freya mengernyit heran, "Why?"
"Hadiah dari nilai tertinggi di kelas." bukan Nosi yang menjawab melainkan Aksa.
"Berapa?" tanya Ezra penasaran.
"96," lagi-lagi Aksa yang menjawab.
Mereka bertepuk tangan dan berseru heboh. "Wouww..Selamat Ci." ucap Freya.
"Lo?" tanya Ezra kepada Aksa.
"Huh, 35." lirihnya.
Cukup lama mereka diam akhirnya tawa pun menyembur dari mulut mereka.
"Hina aja gue terus." kesal Aksa.
"Ya ampun Sa, kapan lo berubahnya sih." ledek Ameera.
"Gue bukan power ranger ya anjir yang harus berubah." geramnya.
"Nilai lo ege bukan lo nya." tegas Dara.
"Males! Kagak bisa di cairin juga tuh angka jadi duit. Jadi mau dapet berapa aja juga gue bodo amat."
"Lo kira ATM." celetuk Ezra menabok Aksa dengan kesal.
TBC
JANGAN LUPA VOMMENTNYA YAH, TERIMAKASIH BANYAK.
Salam,
Sriwulandarii8