"Kau sangat tak bisa diandalkan, tak seperti kakakmu," ucapan itu seolah menampar harga diri Yosep, laki-laki berkulit putih dan bermata sipit itu terdiam kaku, ia hanya mampu meletakkan tinju nya di atas meja. "Sial… kau selalu meremehkan aku, dan kau Zico, awas kau," pria sipit itu seolah menyimpan seribu dendam untuk sang kakak.
Sementara sang papa tampak memasang wajah setengah tersenyum, memandang rendah Yoseph, membuat wajah Yoseph memerah seperti udang rebus karena malu.
"Malam nanti akan ada acara besar untuk perayaan kesuksesan kakakmu Zico, ia berhasil memenangkan proyek yang fantastis," ucap sang papa dengan menyombongkan putra tertuanya Zico. Semakin membuat Yoseph tak bernyali, laki-laki itu memilih duduk melemparkan dirinya dengan kasar.
"Papa, tak usah sebut naman itu di kantor ku," teriak Yoseph tak senang, bagaimana tidak ia sangat dibedakan sekali dengan sang kakak, tentu hatinya kini terbakar cemburu buta dan juga rasa iri berlebihan.