Jam 8 malam,
Seperti biasa toko bunga itu sudah sepi, tapi kali ini ada yang lain dimana lampu toko bunga milik Bu Martha tak menyala, gadis itu cukup kaget.
"Apa mungkin semua lampu putus," tanya Aminah dalam hati.
Dengan memberanikan diri Aminah mendekat pada pintu besar, mengeluarkan kunci serep yang ada pada tas nya, jemarinya seolah sedikit bergetar, wajar saja karena sekitar cukup sepi, hanya ada dia seorang diri.
"Cepat! Cepat Aminah," ujarnya dengan berbisik.
Krekk,
"Sayang, suara apa itu, coba kau lihat," pinta Stefani.
"Ah, sudahlah sayang, tidak ada siapa-siapa, kita aman, mana mungkin ada yang berani malam-malam kesini," sahut Delon.
"Kau jangan nekat, andai itu pak Romeo atau siapa, kau mau kita dipecat?" Ucapan Stefani terdengar seperti peringatan di kuping.
"Ah, menyebalkan sekali," gerutu Delon, lelaki itu bangkit dari loker, ia terpaksa mengenakan kembali pakaiannya.
"Iseng sekali, siapa sih malam-malam kesini?" tanya Delon dengan langkah gontai.