Bumi benar-benar geram, mata nya berkaca menghadap pria paruh baya di depannya, pria itu terlalu tua untuk dilawan juga terlalu gagah , belum lagi bodyguard nya yang berjaga.
Bumi menarik nafasnya panjang, membuat dirinya lebih sabar, Bumi kembali memilih duduk,
Matanya mulai ia usap pelan, "Maaf! Maksud bapak?" ucap Bumi dengan sopan dan lembut.
Pria paruh baya itu menelisik Bumi, mata nya lebih bersahabat dari sebelumnya, ia meletakkan tangannya di permukaan meja, kacamatanya di lap sehingga semakin kinclong, tak luput ia menghembuskan tiupan kecil di kacamata itu,
Ia kembali duduk pelan, juga mengangkat salah satu kakinya dan duduk.
Bumi masih menanti kata yang keluar dari mulut pria paruh baya itu dengan sabar,
"silahkan!" seorang pelayan datang membawa minuman untuk Bumi dan tuannya si pria paruh baya.
Bumi mengangguk sopan, dan ia melihat secangkir anggur dihadapnya, baunya yang khas tentu membuat Bumi yakin bahwa itu anggur.