"Tidurlah dengan tenang Dokter Rasya, jangan pikirkan apapun." ucap Nur membelai kening Rasya dengan penuh kasih sayang.
Malam semakin larut Nur tidak bisa menahan rasa kantuknya.
"Dokter Ajeng ternyata benar-benar tidak ke sini. Aku harus pulang atau tetap menunggu di sini?" tanya Nur dalam hati sambil melepas genggaman tangan Rasya.
"Kamu mau kemana Nur?" tanya Rasya tiba-tiba saat merasakan tangannya terlepas dari genggaman tangan Nur.
Nur sedikit terkejut ternyata Rasya benar-benar tidak bisa melepasnya walau hanya sedetik saja.
"Aku tidak akan kemana-mana Dokter, aku mau beli minuman." ucap Nur berusaha sabar untuk menghadapi Rasya yang masih sangat sensitif perasaannya.
"Jangan lama-lama Nur." ucap Rasya dengan tatapan penuh harap.
Nur menganggukkan kepalanya, kemudian keluar kamar dan pergi ke kantin.
Di kantin suasana tampak sepi karena sudah larut malam. Nur duduk sambil memesan teh hangat untuk dirinya.