Nur tidak bisa menahan kecemasannya saat melihat darah keluar dari mulut Rasya.
Ingin rasanya berlari untuk memeluk Rasya dalam pelukannya.
"Ya Allah, apa yang harus aku lakukan?" tanya Nur dengan kedua matanya terpejam
"Uhukkk... Uhukkk... Uhukkk"
Suara batuk Rasya terdengar lagi dan itu membuat Nur tidak bisa lagi berdiri di tempatnya.
Dengan kedua matanya yang sudah berkaca-kaca Nur membuka pintu rumah suci.
"Ceklek"
"Dokter Rasya." panggil Nur berdiri di depan pintu dengan dada terasa sesak.
Rasya mengangkat wajahnya, tidak percaya dengan apa yang di lihatnya.
"Nur!" sahut Rasya tidak bisa mendekati Nur karena kedua kakinya terbelenggu rantai yang cukup besar dan terikat pada tiang besi di pinggiran tempat tidur yang terbuat dari bambu.
"Nur, kamu di sini? apa aku bermimpi?" tanya Raysa seraya mengusap matanya dengan kedua tangannya.
"Dokter Rasya, apa yang terjadi padamu?" tanya Nur berjalan pelan kemudian berlari memeluk Rasya dengan sangat erat.