"Tapi Bu Fazrani, kamu kan sudah tahu kalau aku tidak boleh menemui atau bicara pada Mas Hafiz." ucap Halwa dengan perasaan sedih.
"Mungkin ini sudah takdir kamu Bu Halwa jadi jalani saja seperti air yang mengalir." ucap Fazrani sambil mengusap bahu Halwa.
"Baiklah Bu Fazrani aku akan mengikuti takdirku seperti air yang mengalir." ucap Halwa pasrah akan takdirnya.
Dengan langkah pelan, Halwa berjalan ke arah ruang kerja Hafiz.
Sambil menghela napas panjang Halwa mengetuk pintu beberapa kali, kemudian membukanya dengan pelan dan mengucapkan Assalamualaikum dengan suara lirih yang hanya bisa di dengarnya sendiri.
Setelah membuka pintu Halwa segera masuk ke dalam dan mendekati Hafiz yang duduk di kursi mejanya.
Tanpa mengatakan apa-apa Halwa meraih tangan Hafiz dan memberikan berkas yang di bawanya pada Hafiz.
Kembali Hafiz terdiam tidak bergerak sama sekali saat tangan Halwa memegang tangannya dan menerima berkas dari Halwa.