"Kamu tidak perlu tersinggung, aku tidak mengenalmu. Jadi buat aku bicara denganmu." ucap Hafiz tanpa ada rasa bersalah.
"Mas Hafiz, apa harus mengenal seseorang lebih dulu untuk menghargai seseorang? apa harus seperti itu?" tanya Halwa dengan perasaan kesal.
"Siapa yang tidak menghargaimu? aku belum mengenalmu dan aku tidak bisa melihat. Apa aku salah meminta bantuan pada Nur saudaraku untuk bicara padamu? Apa ada kata-kataku yang tidak menghargaimu?" tanya Hafiz dengan kedua matanya mengarah ke arah suara Halwa.
"Bukannya Nur sudah menyebut namaku, saat pertama kita datang? tapi pendengaran kamu hanya tertuju pada nama Fazrani saja." ucap Halwa memberikan alasan kenapa dia merasa tersinggung.
Kedua tangan Hafiz terkepal berusaha meredam berusaha meredam amarahnya.
"Nur, tolong bisa mengajak temanmu sebelum aku tidak bisa mengendalikan diri." ucap Hafiz seraya memalingkan wajahnya.