"Apa kamu tidak merindukan aku Lam?" tanya Fazrani menatap penuh wajah Allam yang tengah di rundung rasa cemburu.
Allam mengangkat wajahnya membalas tatapan Fazrani yang begitu sangat teduh.
"Saat aku mendengar di perbolehkan pulang, saat itu juga aku langsung berkemas tanpa menunggu untuk sarapan. Hanya satu yang aku pikirkan saat itu ingin bertemu denganmu dan melihat wajahmu kembali." ucap Allam mengungkapkan apa yang di rasakannya.
"Katakan Fazrani apa itu artinya?" tanya Allam dengan suara pelan.
"Itu namanya kamu rindu." jawab Fazrani dengan tersenyum seraya melepas cadarnya perlahan.
Kedua telapak tangan Allam berkeringat dengan jantungnya yang berdebar-debar.
Wajah Fazrani terlihat dengan jelas tanpa polesan tapi sangat sedap dipandang mata.
"Kamu bisa melihat wajahku sekarang sampai rasa rindumu mulai berkurang." ucap Fazrani menatap kedua mata Allam yang tidak berkedip.
"Dan jika rinduku semakin bertambah bagaimana?" tanya Allam dengan suara yang terdengar tercekat.