"Jawab aku, Ruri!" Daiki membentak keras bersamaan dengan tinjunya memukul dinding di belakang punggung Ruri.
Ruri memejamkan mata dan tubuhnya mengkerut. Sebutir airmata meloncat dari pelupuk matanya. Dia tahu bahwa Daiki sangat mengkhawatirkan dirinya. Dia benar-benar telah bertindak bodoh! Melihat Ruri begitu ketakutan akan kemarahannya, Daiki mengepalkan tinjunya yang terasa berdenyut. Dia membungkuk dan mendesis dingin.
"Kau hampir saja mati, tahu!"
Ruri membuka matanya dan langsung menatap sepasang mata pekat milik Daiki. Dia bersuara pelan dengan bibirnya yang bergetar. "Maaf...Maaf, Daiki...Aku hanya ingin membantumu menyelesaikan kasus itu..." tanpa sadar Ruri terisak dan airmatanya mengalir deras.
