Chereads / Bagaikan Rama & sinta / Chapter 11 - Bab 11

Chapter 11 - Bab 11

Kami pun pergi ke mall untuk nonton dan bermain game, dan tepat pukul 17.35 WIB aku dan Titah pergi lagi untuk makan dan jalan-jalan bersama teman kecil aku dan Titah dulu (Rivan).

MALL JAKARTA

Di Bioskop..

"Kak mau nonton film apa nih?" tanya Doni.

"Bubu.."

"Iya Bibu.."

"Kamu mau nonton film apa?" tanya Kamil.

"Film apa saja, aku ikut saja." jawab Titah.

"Aku mau film yang romantis dong." kata Dini.

"Dilan ya.." sambung Doni.

"Boleh.." kata Dini.

"Jadi berapa mbak?" tanya Kamil pada pegawai Bioskop.

"Tiga ratus delapan belas ribu." jawab pegawai bioskop.

"Ini mbak uangnya." kata Kamil memberikan uang pada pegawai bioskop.

"Terimakasih kak.." kata pegawai bioskop menerima uang dari Kamil.

"Sama-sama mbak.."

Empat Jam Kemudian..

"Akhirnya sudah selesai filmnya." kata Kamil.

"Makasih ya kak.." sambung Doni.

"Sama-sama."

"Makasih juga ya tah sudah bantuin gue dan Dini jadian." kata Doni.

"Iya sama-sama." sambung Titah.

"Duh lupa gue ada janji sama orang tua gue, gue duluan ya, assalamu'alaikum." kata Lili.

"Wa'alaikumussalam iya hati-hati." sambung Titah dan Kamil.

"Gue dan anak-anak yang lain cabut duluan juga deh." kata Bagus.

"Oke deh.." seru Kamil.

"Mil.."

"Apa?" tanya Kamil.

"Jangan di apa-apain ya anak orang." jawab Ridwan.

"Siap.."

"Assalamu'alaikum." Bagus memberikan salam pada Titah dan Kamil.

"Wa'alaikumussalam." Titah dan Kamil menjawab salam dari Bagus.

"Bibu.."

"Apa Bubu.."

"Ini jam berapa?" tanya Titah.

"Jam setengah enam sore kenapa emangnya Bubu?" tanya Kamil juga.

"Lupa ya?"

" Lupa ya?" Kamil bertanya-tanya didalam hati.

"Ih.." Titah memberikan kode pada Kamil.

"Kok ih sih Bubu.." kata Kamil yang tidak mengerti dengan kode yang Titah berikan.

"Bibu masa lupa sih, itu loh Bibu, mas Rivan.." kata Titah.

"Oh iya, astaghfirullahalazim Bibu lupa Bubu." sambung Kamil.

"Hemm emmm Eemm.." keluh Titah.

"Ya sudah yuk, ke Rivan sekarang."

"Yuk Bibu.."

DI RUMAH RIVAN

Di Kamar Rivan..

"Mandi sudah, minyak wangi sudah, tinggal berangkat, update status wa dulu ah.." kata Rivan.

Status WhatsApp Rivan

"Otw double date hehe.." kata Rivan yang menulis status di whatsapp nya.

Masih Di Mall..

"Em.." keluh Kamil saat melihat status whatsapp Rivan di hpnya.

"Kenapa Bibu?" tanya Titah.

"Ini loh.." jawab Kamil menunjukkan status whatsapp Rivan di hpnya.

"Oh.., baru mau berangkat." kata Titah.

"Iya Bubu.." sambung Kamil.

**

[Kamil : bagus ye baru mau berangkat, gue di sini sama yank gue nungguin dari tadi, gercep gitu..] keluh Kamil.

[Rivan : siap mas bro hehe..]

Lima Belas Menit Kemudian..

[Rivan : P.]

[Rivan : Mil..]

[Kamil : Iya.]

[Kamil : Kenapa Van, lu dah sampe mana?] tanya Kamil.

[Rivan : Baru nyampe nih, tunggu sebentar ya.] jawab Rivan.

[Kamil : Oh ya dah buruan mau makan dimana?]

[Rivan : Di pizza aje ye..]

[Kamil : Ok.]

[Kamil : Gue tunggu di sana ye.]

[Rivan : Iya..]

**

"Bibu.."

"Iya Bubu.."

"Ngantuk.." kata Titah.

"Sabar ya Bubu, sekarang kita ke sana yuk." sambung Kamil.

"Mas Rivan?" tanya Titah.

"Nyusul.." jawab Kamil.

"Oh.." seru Titah.

"Ayo Bubu."

"Ayo Bibu."

Setelah makan dan jalan-jalan kami pulang, sementara aku masih menginap di rumah Titah, karena besok saya dan Titah berangkat kuliah bareng.

DI RUMAH TITAH

Di Ruang Tengah..

"Assalamu'alaikum." Kamil dan Titah memberikan salam.

"Wa'alaikumussalam." pak Adam menjawab salam dari Kamil dan Titah.

"Sudah pulang ta, nduk, leh.." kata ibu Salma.

"Iya bu.." sambung Kamil bersamaan.

"Ada kue kesukaanmu nduk di meja makan."

"Kue apa bu?" tanya Titah.

"Kue dari Belanda." jawab ibu Salma.

"Yes, Uncle Bonifacius to Indonesia to stay a few days at home and bring your favorite cake." kata pak Adam.

"Oh.. then Uncle Bonifacius Where, go home to the Netherlands?" tanya Titah lagi.

"To neighbor's house distributed souvenirs." jawab pak Adam.

"Assalamu'alaikum." om Bonifacius memberikan salam.

"Wa'alaikumussalam." pak Adam menjawab salam dari om Bonifasius.

Je hebt net het nicht van Oom teruggekeerd, oh ja oom, breng je favoriete taart mee." kata om Bonifasius.

"Ja, je weet al van de moeder, Klappertaartaart, Pinch Cake, en rolde omelet cake." sambung Titah.

"Kan oom vragen om een typisch Nederlands eten te maken, maar die je kookt?" tanya om Bonifasius.

"Natuurlijk kun je, wat is het om Bonifacius in wat?" tanya Titah juga.

"Zeeland-erwtensoep en schaaldieren." jawab om Bonifasius.

"Klaar voor oom Bonifacius." kata Titah.

"Oh ja door de manier waarop dit, vrienden of?" tanya om Bonifasius lagi.

"This is her husband's prospective Titah." jawab ibu Salma.

"Oh yes, meaning your prospective son-in-law?" tanya om Bonifasius lagi memastikan.

"Yes the candidate for son-in-law." jawab pak Adam dan ibu Salma bersamaan.

"Kan je geliefde mijn nicht Engels?"

"Natuurlijk kun je oom, probeer het."

"Sorry I want to ask you can?" tanya om Bonifasius pada Kamil.

"Of course you can uncle." jawab Kamil.

"Who's name?"

"My name is Kamil, Uncle.."

"Kamil, are you a boyfriend of my niece?"

"Yes Uncle, I am a boyfriend of the niece of uncle."

"How many months have you been dating my niece?"

"Only one week of uncle."

"Oh, only one week, may I give advice?"

"Of course you can uncle."

"My advice is better for you to quickly apply and make your wife, because in the Netherlands my nephew is a lot of crush." om Bonifasius bberbisik pada Kamil.

"Ready, my family and my family have determined our application date and our marriage." Kamil berbisik pada om Bonifacius.

"Bibu.."

"Iya Bubu.."

Ke Esokan Harinya..

Hari ini kebetulan aku dan Titah libur, Titah memintaku menemaninya ke pasar untuk membeli bahan yang diminta oleh om Bonifacius pamannya Titah dari Belanda.

DI RUMAH KAMIL

Di Meja Makan..

"Yah.."

"Muhun mah.."

"Sepi nya teu aya anak-anak, Indri jeung Fitra atos menikah jeung punya imah nyalira, gancang atau lambat Kamil pasti juga akan pergi tina imah ieu." kata ibu Prameswari.

"Muhun mah, bukti na wae sepi, Kamil ayeuna masih di imah Titah pan?" tanya pak Galih.

"Muhun yah.." jawab ibu Prameswari.

DI RUMAH TITAH

Di meja makan..

"Bu.."

"Iya sayang.."

"Om Bonifacius mana?" tanya Titah.

"Plajeng enjing jumbuh romo kaliyan calon menantu ibu." jawab ibu Salma.

"Calon menantu, Kamil pangangkahipun?"

"Nggih sinten malih nduk.."

"Oh nggih bu, Ayu dados kondur ta dinten punika?"

"Dados nduk."

"Nggih sampun panjenengan sarapan rumiyen, oh nggih ibu ngantos kalimengan panjenengan dados dhateng peken ta?" tanya ibu Salma.

"Dados bu, punapa emange, ibu karep menitip sesuatu?" tanya Titah juga.

"Mboten nduk, ibu namung karep memberitahu panjenengan menawi panjenengan badhe teng ndherekne dening Paijo ugi teng rencangi dening Jumiati dhateng peken pindhah panjenenganipun kresa mundhut tembunge." jawab ibu Salma.

"Oh mekaten kawula penggalih penggalih ibu karep titip sesuatu mekaten." kata Titah.

"Mboten nduk, nggih sampun panjenengan lanjutkan sarapannya nggih." sambung ibu Salma.

"Inggih bu.." seru Titah.