Chereads / Suara Ku Berharap / Chapter 13 - #13 Tak disangka

Chapter 13 - #13 Tak disangka

#Author POV

Semenjak mereka tahu informasi bahwa Rizky menyukai seseorang, bukannya menyerah justru mereka semakin giat mencari tahu tentang Rizky.

Kecuali Pawla, sikapnya memang biasa saja. Mungkin dari luar tak kelihatan perduli dengan Rizky, tapi mana tahu keadaan hatinya?

Padahal selama ini dia yang selalu diganggu Rizky, namun seminggu belakangan ini justru keberadaan Rizky sangat sulit ditemui. Jangankan untuk menjahilinya, bertatap muka pun tak pernah.

Siska, terus-terusan menagih teman kelasnya untuk memberikan informasi tentang Rizky.

Informasi terbaru dari mengenai Rizky, saat itu dia sedang sibuk praktek ujian.

Karena Rizky merupakan murid teladan, jadi dia lebih giat untuk belajar daripada nongkrong dengan teman-temannya.

Kata temannya, Rizky hanya pulang ke asrama untuk makan dan istirahat malam. Dari sepulang sekolah sampai sore dia habiskan waktu diruang laboratorium.

Saat jam istirahat tiba Rindy, Bila dan Pawla duduk dikantin menunggu Siska. Beberapa saat kemudian datanglah Siska dengan membawa informasi.

Siska "Gaes tadi Dani bilang, kalo Rizky tuh jarang pulang ke asrama. Sekalinya pulang cuma tidur, itu juga jam 10 baru sampe kamar."

Rindy "Kasian deh, dia pasti capek banget"

Bila "Eh gimana kalo kita kirimin dia makanan, ke kelasnya"

Siska "Ide bagus tuh, gue setuju"

Rindy "Mau bawain makanan apaan?"

Bila "Yaa misalnya kayak camilan gitu, biar dia tuh semangat latihan prakteknya"

Rindy "Oke, nanti kita ke supermarket"

Siska "Jauh amat, segala ke supermarket"

Rindy "Lah emang?"

Siska "Beli dikantin aja sih, sama-sama ada camilan"

Bila "Iya bener, ngapain beli jauh-jauh"

Rindy "Oh ya udah, kira-kira dia suka apa ya?"

Pawla "Gaes... mending ga usah deh, soalnya si Rizky kan jarang jajan orangnya"

Rindy "Ehh kata siapa?"

Pawla "Lah emang selama ini dia pernah ke kantin buat jajan?"

Rindy "Hmmm... pernah, tapi waktu itu dia jajan apa ngapain ya"

Bila "Oh yang ketemu sama gue itu ya?*

Rindy "Iya itu kan kita ketemu disini"

Bila "Tapi katanya waktu itu dia mau ketemu temen"

Rindy "Masa sih?"

Siska "Ya kali aja dia jarang jajan karena irit orangnya"

Bila "Betul tuh, jadi gapapa dong kalo kita yang bawain"

Pawla "Hmm ya udah terserah"

Rindy "Ya udah sekarang kita beli makanannya, nanti pulang sekolah kita ke kelasnya"

Siska "Ambil yang banyak, biar si Rizky kenyang hahaha"

Bila "Kita patungan kan ya?"

Rindy "Eh eh ga usah, gue aja yang bayarin"

Bila "Widih, serius???"

Siska "Gausah lah, kita patungan aja. Kan niatnya kita yang mau kasih bareng-bareng"

Rindy "Hmmm... ya udah, tapi gue mau kasih makanan yang khusus dari gue sendiri"

Siska "Heuhh terserah lu deh"

Bila "Gue ada uang segini, gapapa kan?"

Siska "Ya cukup kok"

Pawla nampak aneh melihat kelakuan teman-temannya. Padahal dia sudah mengingatkan bahwa Rizky mungkin tak akan suka dengan sikap mereka seperti itu.

Selepas membeli makanan untuk Rizky, mereka pun kembali ke kelas masing-masing karena jam istirahat telah selesai.

#POV Pawla

Aku sangat tidak setuju dengan keputusan mereka, dengan percaya dirinya mereka membeli makanan sebanyak itu untuk Rizky. Padahal belum tentu si cowok rese itu mau menerima makanan yang mereka berikan.

Rizky adalah orang yang kelewat geer menurutku, kalau dia menerima pemberian orang lain mungkin dia akan melambung tinggi ke awan. Tapi aku juga tidak yakin dia mau menerimanya.

Tapi percuma, apa yang aku katakan kepada mereka tak digubris. Mereka akan tetap memberikan makanan itu nanti sepulang sekolah.

Lalu aku hanya terdiam dan cuek saja.

#author POV

Bel pulang sekolah pun berbunyi, Rindy dan Bila nampaknya bersemangat sekali untuk segera memberikan bingkisan berisi makanan tersebut.

Pawla "Gaes gue pulang ke asrama duluan ya"

Rindy "Oh ya udah"

Bila "Lu ga ikut? Kan lu udah lama ga ketemu Rizky, emangnya ga kangen diledekin sama dia?"

Rindy "Ehh ehh udah lah ga usah dipaksain, gapapa lagian kalo Pawla ikut nanti malah mereka ribut"

Pawla "Ya udah lebih bagus kan, mendingan gue ga ikut"

Bila "Hmmm ya udah deh"

Rindy "Ya udah yuk kita temuin Siska"

Lalu mereka berdua pun menghampiri Siska ke kelasnya. Sedangkan Pawla akhirnya pulang ke asrama sendirian. Terlihat jelas raut wajah Pawla yang menahan amarah, tak terima ketika teman-temannya saat itu hanya mencampakkannya. Bukan hanya dicampakkan, mungkin karena perasaannya kepada Rizky yang membuatnya bimbang. Ingin memperdulikannya, namun dia merasa tak ada ruang lagi dalam hati Rizky.

Rindy "Haduh mana nih Siska, kok dia malah masih belajar"

Bila "Mungkin gurunya belom selesai jelasin"

Rindy "Huh, lama dong ketemu Rizky"

Bila "Sabar kali, emang lu tau si Rizky sekarang ada dimana?"

Rindy "Dikelasnya kali, masa dikantin"

Bila "Mendingan kita pura-pura lewat aja ke kelasnya, buat mastiin dia ada disana nggak"

Rindy "Ayo deh, daripada nunggu disini lama"

Karena Siska belum juga keluar kelas, akhirnya mereka bertekad untuk mengecek Rizky dikelasnya.

Sesampainya didepan ruang kelas Rizky, nampaknya didalam ruangan tersebut tak ada Rizky.

Rindy "Bil, Bil, mana si Rizky kok kayaknya ga ada sih"

Bila "Hah? Beneran ga ada?"

Rindy "Iya, mana tuh ga ada udah gue cek ke sudut ruangannya !"

Bila "Mungkin udah ke lab?"

Rindy "Hmm ya kali, coba yuk kesana"

Bila "Ehh bentar deh, siska udah keluar kelas belom?"

Rindy "Belom, dia belom ngechat "

Bila "Tapi buang-buang energi kalo kita bolak balik kesana, kan lumayan jauh gedung laboratorium"

Rindy "Heuhh iya juga sih"

Bila "Mending nungguin Siska deh, biar sekalian"

Rindy " Ya udah yuk balik ke kelas Siska"

#POV Pawla

Aku pulang ke asrama dengan perasaan kesal, sumpah aku sangat kesal terhadap mereka. Kalau bukan teman sekamar, mungkin aku tidak mau dekat dengan mereka saat ini.

Disepanjang jalan menuju asrama aku hanya menendang batu kerikil, untuk melampiaskan kekesalanku.

Saat aku tak sengaja menendang batu kerikil yang lumayan besar, ternyata batu tersebut terlempar jauh dan mengenai seseorang.

"Duggghhh..."

"Aaaw sakit"

Aku tak menyangka bahwa batu tersebut bisa mengenai kaki seseorang, sampai pada akhirnya aku tersadar ketika seseorang itu menghampiri aku.

"Mbanya, hati-hati dong kalo nendang batu"

Aku "Eeh maaf gue ga sengaja" merasakan panik.

"Kalo sampe mata kaki saya buta gimana?"

Aku "Hah? masa mata kaki buta"

"Lah beneran ini, malah ketawa"

Aku "Mon maaf, emang mata kaki ada kornea juga? bisa ngeliat?

"Bisa lah, kan kalo jalan pake mata"

Aku "Huhhh, garing"

"Lagian gabut amat sih, nendang batu kerikil segala. Lagi ada masalah?"

Aku "Hmm... enggak, iseng aja nendang batu. soalnya gak ada bola sih"

"Emang bisa maen bola?"

Aku "Bisa lah, maen bola doang"

"Serius? ya udah nanti sore ikut tanding sama anak-anak asrama"

Aku "Ya kali, lu nanya maen bola? bukan nanya bisa tanding bola"

"Lah emang gimana? maen bola sama tanding berbeda emangnya?"

Aku "Beda dong, maen bola ya udah bolanya dimaenin. Tapi kalo tanding, kan sama orang-orang. kalo itu mah gue ga bisa"

"Oalah, saya kira beneran bisa"

Tiba-tiba saja perasaanku berubah, ternyata dia bisa mengubah mood menjadi lebih baik. Sungguh tidak menyesal aku pulang duluan, meninggalkan teman-temanku. Karena justru kejadian yang kebetulan inilah yang aku tunggu-tunggu.

Dia adalah Rizky. Si cowok yang jadi bahan perbincangan teman sekamarku. Mereka berubah gara-gara Rizky, bahkan hari ini pun mereka berniat untuk berjuang mendapatkan hati Rizky. Padahal hari ini yang beruntung bertemu Rizky adalah aku. Walaupun dengan kejadian yang tak diduga, Rizky muncul dengan tiba-tiba.