Setelah dua hari tinggal di tengah sawah akhirnya Chloe di bawa kembali ke dunia yang beradab oleh suaminya. Duduk di restoran milik Artawan, Chloe menyalakan ipad dan ponselnya. Saat ponselnya baru saja menyala ratusan panggilan tak terjawab dan pesan belum di baca muncul di notifikasi yang membuat layar ponselnya kemudian diam tak bergerak.
Chloe meletakkan ponselnya di meja lalu menyesap minumannya.
"kenapa ?" suaminya bertanya setelah melihat ekspresi pasrah istrinya.
"ponselku macet" Lalu Chloe ganti mengambil Ipad dan masuk ke pasar saham.
Marco mengambil ponsel istrinya, mengutak-atiknya sebentar lalu mengembalikannya.
Chloe hanya melirik ponsel itu tanpa ada niat mengambilnya, lalu konsentrasinya kembali ke ipad. Chloe memeriksa pasar saham, sudah empat hari dia absen karna ulah tidak masuk akal suami omesnya, sekarang waktunya dia kembali mengisi pundi-pundi uangnya.
"sayang aku lupa memberitahumu sesuatu" Marco menyodorkan ipadnya di depan istrinya.
"apa ini ?" Chloe melirik ipad dan melihat dokumen serah terima saham.
"itu milikmu mulai sekarang" jelas Marco dengan bangga.
Chloe membaca dokumen sekilas lalu mendorongnya kembali ke suaminya "tidak tertarik" responnya datar
"hei...kamu belum melihatnya baik-baik, bagaimana kamu bisa tidak tertarik ? ini adalah perusahaan tabloit di gedung kita" Marco mencoba membujuk
Chloe mengangkat matanya dan beralih menatap suaminya "bukankah itu milik orang lain yang menyewa gedungmu ?"
"dan sekarang sudah menjadi milik istriku" Marco kembali menjelaskan dengan senyum bangga.
"apa yang pemilik perusahaan lakukan padamu sampai itu akhirnya menjadi milikku ?"
"kamu ingat wanita yang datang ke ruanganku dan mengaku hamil, dia adalah editor di perusahaan itu, dan dia adalah sahabat baik dari istri bos"
"oh.....jadi kamu membalas ceritanya kamu membalas dendam ?"
"istri yang pintar"
"kenapa tidak membalas dendam langsung pada wanita itu, kenapa harus melikuidasi perusahaan, bukankah itu sama saja dengan menjadikan semua pegawainya pengangguran ?"
"sayang.....di situ kamu salah, mulai sekarang perusahaan itu ada di bawah managemen perusahaanku, kecuali si wanita sampah itu pegawai yang lain masih kerja"
"bagaimana dengan bosnya ?"
"itu terserah dia mau tetap tinggal atau pergi, yang jelas sekarang kamu bosnya"
Chloe mendesah tak berdaya mendengar penjelasan suaminya. "oke dengan berat aku akan menerima hadiah ini, lagi pula siapa yang akan menolak sekarung emas, tapi jangan pernah bermimpi aku ikut campur dalam urusan perusahaan, aku cuma menginginkan saldo rekeningku bertambah untuk kelangsungan hidup keturunanku, aku punya tiga anak yang perlu di di perhatikan"
"jangan kuatir aku yang mengelola semuanya, istriku hanya perlu duduk manis sambil menghitung uang" Marco menatap istrinya dengan mata memanjakan.
"yakin kamu sanggup mengelola tiga perusahaan sekaligus ?" Chloe mau tidak mau merasa sedikit kuatir, dia tentu saja tidak ingin suaminya terlalu lelah bekerja.
"sayang aku hanya mengelola yang bekerja adalah orang lain, kita hanya perlu mengeluarkan sedikit uang untuk menggaji mereka, waktuku tetap selalu tersedia untukmu"
"bah....mulutmu semakin manis, apa ini hasil dari kamu kenyang makan ?" Chloe mencibir dengan wajah merah, jelas cibirannya hanya kedok untuk menutupi rasa malu karna perkataan manis suaminya. "aku mau ke toilet" Chloe berdiri dan meraih ponselnya yang tergeletak di meja dan beranjak pergi.
🌸💮🌸💮🌸
Setelah mencuci tangan dan mengeringkannya Chloe mengeluarkan ponsel dari saku celananya dan menelpon seseorang yang telah melakukan panggilan ratusan.....en....mungkin ribuan kali.
"bagus !.....kamu masih tau untuk membalas panggilanku" cibir suara dari seberang begitu panggilan tersambung.
Chloe menggaruk hidungnya yang tidak gatal "maaf ! aku lupa dimana meletakkan telpon" Chloe memuntahkan kata-kata dengan penuh penyesalan.
"aku tahu pasti pria brengsek itu sengaja melakukannya, dan jangan meminta maaf untuk mewakilinya, seharusnya aku sejak awal menculikmu, aku tau pria itu selalu membuatmu menjauh dariku...andaikan aku tau akan begini harusnya sejak awal aku membawamu dan menyembunyikanmu"
"kenapa aku merasa seperti aku selingkuh darimu ?" goda Chloe setelah mendengar omelan tak berujung dari seberang.
"bukankah begitu ?" Chloe hanya tersenyum menanggapi dengan senyuman "sudah jelas aku membuat janji lebih dahulu denganmu untuk kencan esok paginya, tapi waktu aku menunggu di pantai kamu tidak muncul, saat aku mengetuk pintu kamarmu, kamu dan pria brengsek itu sudah menghilang, kamu tau bagaimana perasaanku ? aku seperti di selingkuhi. Dan di mana kalian sekarang ?"
Chloe diam sebentar dan akhirnya menjawab "di bali"
"brengsek!!!! aku benar-benar ingin mencekik pria itu...aaooww...Willy jangan menggigit..."
Chloe mendengar suara serak pria di seberang "konsentrasi sayang" wajah Chloe langsung memerah
"Sialan, Bi...kalian pasang cabul" Chloe langsung menutup telpon tanpa menunggu jawaban dari seberang.
Chloe berbalik dan menatap wajahnya merona merah yang terpantul dari cermin. Chloe menyalakan kran air dan mencuci wajahnya.
Seseorang keluar dari bilik toilet keluar seorang wanita lalu mencuci tangan di wastafel tepat di samping Chloe.
"kamu Chloe ?" wanita cantik dengan penampilan glamor yang mencuci tangan di sebelah menatap Chloe dengan ejekan.
Chloe mengambil tissu dan mengelap wajahnya, lalu menatap balik wanita itu dengan bingung. Wajah di depannya tampak familiar, tapi hidung, mata dan dagunya tampak berbeda dari wajah yang di kenalnya
"apa ? kamu tidak kenal aku ? atau kamu terpana pada kecantikanku ?" cibir wanita itu.
Chloe diam, dia masih mencoba mengingat nama wanita di depannya.
Wanita itu juga balik mengamati Chloe dari ujung rambut sampai ujung kaki lalu kembali lagi ke ujung rambutnya "sepertinya kamu mulai sadar diri dan memperbaiki penampilanmu, atau ini adalah pengaruh dari teman baikmu ? bukankah profesi kalian sama ? PELACUR"
ehmm...kenapa nada ini terdengar akrab ? "ah...aku ingat, kamu Calista" Chloe berceloteh mengabaikan kata-kata sinis wanita itu
"ternyata kamu memang pintar seperti yang di gembar-gemborkan, buktinya otakmu masih berfungsi" Calista mencibir lagi "bagaimana kamu bisa muncul di sini ? aku mendengar kamu tidak punya uang untuk kuliah dan akhirnya kerja menjadi barista, kamu kerja di sini ?" Calista mengamati cara berpakaian Chloe yang tampak kasual, di bandingkan dengan dirinya yang tampak elegan. Tapi untuk bisa masuk ke restoran berkelas seperti ini penampilannya tentu saja lebih cocok, sedangkan penampilan Chloe lebih seperti karyawan dari pada tamu.
Calista menatap Chloe dengan mata penuh penghinaan "atau jangan-jangan kamu sedang mencari mangsa ? pasti pria kaya lainnya yang kamu incar kali ini"
Chloe melirik mantan teman sekolahnya dengan mata tenang tanpa ada fluktuasi apa pun.
"ck...ck.....ck....ternyata kamu tidak berubah, malah kelihatannya kamu semakin mahir, yah...wajar saja kamu sudah terbiasa hidup mewah dengan wanita sialan itu, siapa lagi namanya ? ah....lupakan saja menyebut namanya membuat mulutku terasa najis" Calista terus berbicara
"aku mendengar kamu di campakkan oleh kakak laki-laki sahabatmu ? heh....tentu saja kalau aku jadi kakaknya aku juga akan melakukan hal yang sama, siapa yang mau dengan pelacut sepertimu....."
Beberapa orang masuk ke toilet dan menonton pertunjukan langsung, yah kapan lagi bisa nonton gratis dan sepertinya plot pertunjukan ini, beberapa orang bahkan mulai menebak kira-kira plot apa yang di pertontonkan, kalau dari cara bicaranya wanita cantik dengan penampilan glamor ini, dia sedang melabrak seorang pelakor berpenampilan kasual.
Calista masih memaki Chloe dengan bebagai kata-kata berbisa. Akhirnya Chloe mengeluarkan permen pelega tenggorokan dari saku celananya, mengeluarkannya dari pembungkusnya dan melemparkan satu ke dalam mulut Calista.
Calista yang tidak siap tersedak dan matanya memerah, dia siap memaki Chloe tapi suaranya tercekat.
Chloe menepuk pipi Calista sambil berkata "tenggorokanmu pasti bau setelah mengeluarkan banyak sampah, permen ini membantumu membersihkan tenggorokan" lalu Chloe melangkah pergi. Sebelum Chloe membuka pintu dia berbalik dan berkata "o iya.....aku menyarankan sebaiknya kamu jangan menjadi picik dan pendendam, hanya untuk mantan pacar brengsek yang meninggalkanmu dan mengejar sahabatku bertahun-tahun yang lalu, lagi pula mantan pacarmu bukan seorang pria yang memiliki kualitas yang baik, sahabatku bahkan tidak melirik sedikit pun, selain pria itu tampan dan kaya dia tidak memiliki nilai lebih yang lain" lalu Chloe berbalik dan membuka pintu.
"Dia sekarang adalah suamiku..." teriak Calista setelah dia berhasil menelan permen yang nyangkut di tenggorokannya, dari nadanya dia merasa bangga ketika menyebutkan bahwa pria yang menjadi bahan perdebatannya telah menjadi suaminya, seakan-akan dialah juaranya.
Chloe berhenti dan menoleh "oh....kalau begitu selamat, kamu telah menang" dan Chloe pergi tanpa berbalik lagi.
Calista masih berteriak "sial...pelacur.....aku akan menuntutmu...aku akan membuatmu di keluarkan dari pekerjaanmu"
Tentu saja Chloe masih mendengarnya, tapi dia mengabaikannya.
Saat dia akan kembali ke mejanya, dia melihat suaminya bergegas ke arahnya.
"ada apa ?" tanyanya
"kakek menelpon dan meminta kita datang ke vila" jelas Marco
"sekarang ?"
Marco mengangguk
"tidak bisakah kita makan dulu ? aku lapar, sangat lapar" pinta Chloe. Sebenarnya dia memang sangat kelaparan, siapa yang tidak lapar setelah di peras di tempat tidur selama dua hari tanpa istirahat.
Marco memeluk istrinya dan membawanya keluar dari restoran "kakek bilang kita makan di sana, beliau sudah menyiapkan makanan favoritmu, nenek juga ada di vila"
"benarkah ? baiklah, awas saja kalau pria tua itu berani berbohong, aku akan menguras rekeningnya" keluh Chloe sambil mengikuti suaminya.
"aku akan membantumu menguras rekening kakek" kata Marco memanjakan, dan mereka meninggalkan restoran.
Tepat setelah mereka keluar dari restoran Calista membuat keributan, mencari manager restoran dan mengajukan keluhan tentang Chloe.
Manager restoran berdebat dengannya dan mengatakan bahwa mereka tidak memiliki karyawan bernama Chloe.
Sampai akhirnya Artawan turun tangan dan suami Calista meminta maaf dan menyeret paksa istrinya keluar dari restoran.