Chereads / Pernikahan Pura-pura (lanjutan dari akun ayla_amethyst) / Chapter 68 - Kamu Manusia Pertama..............

Chapter 68 - Kamu Manusia Pertama..............

Marco bangun dengan tubuh segar dan penuh vitalitas (iyalah habis makan kenyang semalam 😂), dia membuka mata dan melihat wajah istrinya ada dalam pelukannya, dia merasa seakan hidupnya telah lengkap, apa lagi nanti saat anak kembarnya lahir.

Marco mengecup kening istrinya dengan lembut, tidak ingin membangunkan istrinya yang kelelahan, tapi ternyata bibirnya tidak puas hanya mengecup keningnya.

Bibir Marco turun ke kedua alis istrinya, lalu kedua matanya, lalu hidungnya, kedua pipinya, lalu bibirnya, dagunya dan kembali lagi ke bibirnya.

Chloe pelan-pelan membuka matanya saat merasakan sesuatu yang hangat menjilat bibirnya, dan wajah suaminya ada di depannya.

Chloe kembali menutup matanya.

Marco terkekeh, lalu dia melanjutkan menyerang bibir istrinya, kali ini dia menggunakan lidahnya untuk membuka bibir mungil itu.

Chloe mendorong wajah suaminya sambil mengomel "hentikan ! kamu menganggu tidurku"

Marco mengabaikan protes istrinya, bibirnya kini turun ke leher putih Chloe, mengisap dan menggigitnya.

"Marco...stop....leherku sudah penuh dengan cupangmu" protes Chloe masih dengan mata tertutup.

Tapi Marco mengabaikannya, kini bibirnya turun ke dada Chloe.

"Marco...stop"

"hhmmm...aku hanya menikmati kue ulang tahunku" gumam Marco tanpa mengentikan lidahnya.

"apa.....?" Chloe akhirnya membuka matanya karna gagal paham.

"bukankah ini dua kue ulang tahun untukku ?" jelas Marco sambil menyeringai cabul.

Otak Chloe akhirnya memahami arah pembicaraan suaminya.

"mesum..." gerutu Chloe "minggir ! aku mau mandi" Chloe berusaha mendorong kepala suaminya yang masih betah stay di dadanya

"aku akan membantumu mandi" jawab Marco bersemangat

"tidak ! aku mandi sendiri"

"ayolah sayang, sudah lama aku tidak memandikanmu" rengek Marco.

"tidak ! aku tahu otak mesummu"

"hei....aku janji hanya memandikanmu"

Chloe mengangkat sebelah alisnya tidak percaya dengan janji suaminya.

Sebelum Chloe menolak lagi, Marco langsung mengangkat tubuh istrinya dan membawanya ke kamar mandi.

Dan akhirnya seperti dugaan Chloe, itu bukan sekedar mandi, tapi mandi plus-plus. Bahkan lebih banyak plusnya.

Setelah hampir dua jam di kamar mandi pasangan MnC akhirnya keluar dari kamar mandi.

"aku lapar...sangat lapar...aku bahkan bisa makan seekor gajah" keluh Chloe begitu keluar dari kamar mandi.

"keringkan rambutmu aku akan memesan makanan" jawab Marco sambil menggosok rambut istrinya dengan handuk di tangannya.

Chloe mengambil handuk dari tangan suaminya dan berjalan ke balkon.

Baru saja Marco menutup telpon untuk memesan makanan ponselnya yang tergeletak di samping telpon berbunyi, nama Artawan muncul di layar.

"hhmmm...." sapa Marco

"hah.....dari caramu menyapa sepertinya kamu belum kenyang, atau jangan-jangan aku mengganggu aktivitasmu dengn istrimu" canda Artawan

"katakan saja apa niatmu menelponku ?" jawab Marco mengabaikan candaan sahabatnya.

"ck.....ck.....ck.....sepertinya dugaanku benar"

"tut.....tut...tut....." Marco langsung mengakhiri panggilan, lalu pergi untuk memakai baju.

Sementara dia memakai baju ponselnya terus berdering.

"aku punya sesuatu, jangan tutup dulu telponnya, kita ketemu di mana ?" kata Artawan begitu Marco menerima panggilannya.

"aku ada di president suit" jawab Marco singkat dan mengakhiri panggilan.

Chloe baru saja kembali dari balkon "kamu ada kerjaan ?" tanyanya ketika melihat suaminya baru saja menerima panggilan.

"Artawan"

"oooo....kamu akan bertemu dengannya ?"

"hhmmmm..."

"kamu akan membahas pekerjaan dengannya ?"

"hhmmmm...."

"dasar harimau" sebal Chloe karna jawaban suaminya yang hanya gumamam

Mendengar itu Marco mendekati Chloe lalu menarik tali jubah mandinya sampai terlepas dan mencium lehernya.

Chloe buru-buru mendorong kepala Marco dari lehernya "menjauh dariku, aku sudah mandi, jangan memenuhi tubuhku dengan ludahmu lagi" Chloe kembali mengikat tali jubah mandinya dengan rapat.

"oke.....aku akan melakukannya nanti malam" seringai Marco sambil mengedipkan sebelah matanya.

"dalam mimpimu" cibir Chloe, dia mengambil baju dari koper dan pergi ke kamar mandi, tidak lupa dia mengunci pintunya, kalau tidak harimau mesum kelaparan itu pasti akan menyergapnya lagi.

💞💞💞💞💞

Artawan duduk di depan Marco di ruang tamu president suit, menatap sahabatnya dengan seringai di wajahnya sambil memainkan ponsel di tangannya.

"katakan !" kata Marco tidak sabar.

"apa upahku ?"

"bukannya aku sudah memberikannya semalam ?"

"yah.....itu traktiranmu untuk merayakan ulang tahunmu"

"apa yang kamu mau ?"

"tiket PP ke Bangkok plus hotel bintang tujuh selama satu minggu penuh"

"apa kamu sudah bangkrut sampai tidak bisa membiayai dirimu untuk liburan ke luar negeri ?" Sergah Marco sambil mengeluarkan ponselnya dan mulai mencari jadwal penerbangan ke Filipina "tanggal berapa ?" tanya Marco tanpa mengangkat kepalanya

"lusa" jawab Artawan semangat. Ho.....ho...ho.....di sana dia akan menikmati surga dunia setiap hari dengan gadis lokal, bukannya service gadis-gadis di sana sangat memuaskan ?, seru Artawan di dalam hati.

"aku sudah mengirim kode bookingnya ke emailmu"

"tengkyu bro....." kata Artawan girang, lalu melompati meja dan memeluk sahabatnya "kamu memang yang terbaik" imbuhnya.

Tepat pada saat itu Chloe membuka pintu kamar dan melihat adegan itu dengan mata melotot.

"apa kalian hemaprodit ?" tanyanya syok.

"tidak ! aku masih normal dan hanya menginginkanmu" Jawab Marco cepat, untuk mengklarifikasi kesalahpahaman istrinya "abaikan saja dia, anggap saja dia lalat" tambah Marco sambil melempar tubuh Artawan menjauh darinya.

Sudut bibir Chloe berkedut "lupakan ! Marco apa kamu sudah memesan makanan ?" Marco mengangguk "kenapa lama ? aku sudah lapar sekali dan hampir pingsan, kalau lima menit lagi makanan belum datang aku akan memakanmu" kata Chloe galak

"tidak perlu menunggu lima menit, sekarang pun aku bersedia kamu makan" jawab Marco sambil berdiri dari tempat duduknya dan berjalan mendekati pintu kamar.

"apa otakmu isinya hanya sperma ? aku mengatakan MAKAN secara harfiah" Chloe buru-buru mundur dan bersiap melarikan diri.

Sebelum Marco sampai di depannya pintu kamar di ketuk.

"itu mungkin makanannya datang" kata Chloe sambil berlari menuju pintu.

Pintu terbuka tampak seorang pelayan mendorong kereta makanan masuk. Setelah makanan di letakkan di atas meja dan pelayan pergi Chloe tanpa basa-basi melahapnya. Marco tersenyum melihat selera makan istrinya, sedangkan Artawan melongo syok.

Sementara istrinya makan Marco mengambil laptopnya dan meretas ponsel Natasya yang di bawa Artawan, dia meretas semua pesan, panggilan telpon bahkan akun rekening banknya.

Setelah memindahkan semua hasil retasannya ke laptop, Marco meleparkan ponsel Natasya ke Artawan yang masih terpana melihat Chloe makan.

"eh...kodok....." teriak Artawan karna kaget "busyet bro tidak bisakah dirimu memberikan ponsel dengan baik dan benar ?" dumel Artawan sambil mengelus dadanya.

"berhenti menatap istriku atau aku akan mencongkel matamu" pelotot Marco.

"busyet baru juga di liatin, gimana kalau di colek bisa-bisa buntung tangan, susah memang berurusan sama orang yang tidak pernah jatuh cinta, sekalinya jatuh cinta dih...jadi bucin..."

Chloe mengangkat kepalanya dan menatap Artawan "serius ? Marco tidak pernah jatuh cinta ?" tanyanya dengan mulut penuh dan beberapa butir nasi muncrat dari mulutnya.

Artawan menatapnya dengan ngeri "dia pernah jatuh cinta....." Artawan mengelap punggung tangannya dengan jijik, ada sebutir nasi yang tadi lompat dari mulut Chloe "sama anjing" lanjut Artawan "kalau sama manusia, kamu manusia pertama yang bergender perempuan yang membuatnya jatuh cinta" imbuh Artawan.

Chloe tersenyum lalu kembali menunduk melanjutkan makan.

"busyet....kamu berapa hari gak makan ? itu sudah piring ke tigamu" mata Artawan masih belum beralih dari Chloe.

"aku berencana makan satu piring lagi" jawab Chloe enteng, Artawan melotot sampai biji matanya hampir keluar.

"ada tiga nyawa di dalam perutnya yang harus di beri makan, di tambah dia sendiri yang harus makan jadi...wajar donk kalau dia makan empat porsi" bela Marco.

Artawan mendecakkan lidah antara percaya dan tidak dengan pendengarannya. Seorang Marco yang anti banget dengan wanita yang tidak bisa membawa dirinya untuk berperilaku sopan dan anggun, sekarang membela istrinya yang nota bene punya badan mungil tapi punya nafsu makan yang segede gajah. Memang kalau namanya cinta, seburuk apa kelakuan pasangannya akan tetap di bela.

"ngapain kamu masih di sini ?" sergah Marco tidak suka melihat sahabatnya masih menatap istrinya tak berkedip "urusanmu sudah selesai kan ?"

Kali ini Artawan beralih menatap sahabatnya "kamu gak nawarin aku makan ?"

"pergi !" usir Marco.

Artawan akhirnya pergi dengan cepat, sebelum dia di gebukin Marco karna mengganggu waktu berduanya dengan istri rakusnya.

Sepeninggal Artawan, Marco mengambil piring dan mulai makan, namun baru saja beberapa suap dia melihat istrinya benar-benar menghabiskan empat piring dengan tergesa-gesa.

"apa kamu tidak sabar untuk olah raga denganku sampai kamu terburu-buru seperti itu ?" goda Marco.

"aku sudah terlambat, ini karna ulahmu" pelotot Chloe "menghabiskan waktuku di kamar mandi selama berjam-jam"

"terlambat kemana ? kamu ada janji ?" kening Marco berkerut

"ya" Chloe beranjak dari tempatnya duduk, masuk ke kamar dan beberapa saat kemudian dia keluar lagi dengan tas ransel kecil di punggungnya. "lanjutkan pekerjaanmu dengan Artawan, aku pinjam Laura....bye..." pamit Chloe sambil berlari keluar, tanpa menunggu persetujuan dari suaminya.

Marco melanjutkan meretas ponsel Natasya. Meski ponselnya tidak di tangannya, tapi tadi dia memasukkan virus ke dalam ponsel itu, jadi sekarang dia bisa memantau semua aktivitas ponsel.

💞💞💞💞💞

Artawam kembali ke kamarnya, saat melintasi bekas kamar Marco dia melihat pelayan hotel sedang berdiri di depan pintu mengantarkan makanan.

Artawan mengeluarkan ponsel dari saku celananya dan memberikan pelayan.

"mbak tolong kembalikan ponsel ini pada mbak yang ada di dalam, katakan kemarin saya menemukannya jatuh di lobby, terima kasih" tak lupa Artawan memberikan senyum manisnya.

Pelayan hotel menatap punggung Artawan dengan jantung yang berdetak kencang.