"Zain kamu mau gak ikut keacara ulang tahunnya Hazlin?" tanya Sam
"gimana yaa kan kamu tau sendiri keadaan aku" ucapku sembari menulis.
"ayolaah... aku mohon Zain kali ini aja demi aku" pinta Sam
"hmm..., iya iya tapi sekali ini aja yah" gumamku.
mendengarku menerima ajakannya, Sam langsung keluar dan menghampiri Hazlin.
hari mulai gelap dan Hazlinpun sudah pulang kerumahnya setelah berpacaran dikost dengan Sam dan aku jadi obat nyamuknya
aku hanya sibuk menulis sampai larut.
keesokan harinya tepat pukul 19:25 mobil Hazlin sudah terparkir didepan stelah menunggu beberapa saat kami bertiga berangkat menuju lokasi acara ulang tahunnya
setelah kurang lebih 1 jam perjalanan kamipun sampai dilokasi tujuan yang ternyata sebuah hotel bintang 5
saat itu suasananya begitu ramai dipenuhi orang orang kelas atas yang bisa dilihat dari kendaraan yang mereka tumpangi.
benakku berkata "Sam beruntung mendapatkan Hazlin yang mau menerimanya apa adanya".
"woi lama banget sih" teriak salah seorang wanita dari dalam hotel
kami bertiga disambut dan di bawa kesebuah ruangan yang penuh dengan sorotan lampu yang mengarah kekami
disitu aku merasa panik dan tak tau harus berbuat apa seketika tubuhku bergetar dan amat sangat panas
"Zain..!! kamu kenapa..!" teriak Hazlin
Sam langsung panik melihat perubahan pada tubuhku
"jangan..., jangan sentuh dia, tunggu aku disini dan tetap tenang akan kubawa Zain ketempat tenang. ingat jangan panik dan jangan cerita ke siapa siapa" bisik Sam kepada Hazlin.
aku dibawa kesebuah ruangan kosong yang minim cahaya. tubuhku serasa ingin meledak separuh kesadaranku hilang. lalu Sam membaringkan aku di sebuah meja, beberapa menit kemudian perlahan suhu tubuhku mulai menurun dan kesadaranku mulai kembali
"Zain.., maaf.. maafkan aku.." rintih Sam.
"aku tidak menyangka kejadiannya akan seperti ini" lanjut Sam.
"aku baik baik saja jangan salahkan dirimu" ucapku menenangkan kerisauan Sam.
beberapa saat kemudian datang seorang wanita yang berumur kisaran 40 tahunan
aku belum mengenalinya karna penglihatanku yang masih belum normal akibat kejadian tadi,
dia semakin mendekat dan menatap kearahku sambil tertawa kecil.
"haha... kamu beruntung punya teman seperti dia, ini belum berakhir". ancamnya dan menatap tajam kearahku.
"siapa kau, apa maksudmu?" ujarku
dia tidak menjawabku dan keluar begitu saja seperti hantu yang berlalu dengan muka datarnya.
"apa kau mengenalnya Sam?" tanyaku kepada Sam
"tidak aku baru pertama kali melihatnya, awalnya kukira ibunya Hazlin tapi ternyata bukan" jawab Sam
"aku curiga dia adalah tanteku yang pernah kuceritakan itu, tapi aku tidak melihat wajahnya dengan jelas" gumamku
"tapi apa motifnya jika dia benar tantemu?" tanya Sam
"sepertinya dia takut jika sewaktu waktu aku datang kerumahku dan menuntut hakku, belum lagi perusahan ayahku yang dia kuasai saat ini" jawabku yang masih menerka nerka.
aku mulai berhati hati saat kejadian itu
tapi bagaimana bisa dia jadi tau kelemahanku.
menurut reader kira kira kenapa dia tau kelemahanku tolong beri tahu aku.
tubuhkupun semakin membaik lalu aku dan Sam menghampiri Hazlin untuk pamit pulang.
Hazlin yang saat itu telah mencari kami kemana mana sontak membuatnya marah dan risau saat melihat kami berdua
"kalian kemana aja sih bikin orang panik aja" bentak Hazlin
"maaf lin ini semua karna aku" tuturku
"kami mohon pengertianmu lin, aku mau pamit dulu soalnya Zain sedang sakit saat ini" pamit Sam.
"Zain sakit apa? tiba tiba amat sih? kok aku baru tau kalo Zain lagi sakit?" tanya Hazlin
"kamu disini aja Sam temani Hazlin dihari bahagianya, biar aku pulang sendiri aku kuat kok" pintaku
"tidak Zain biarkan Sam mengantarmu pulang aku tidak apa apa" ujar Hazlin
Sam langsung membawaku keluar dan memesan Taksi online lalu kami pulang bersama.
"huufff.. tadi itu hampir saja" gumam Sam.
sesampainya diKost aku hanya langsung menuju kamar dan starahat tapi Sam mengikutiku dari belakang
"besok kita selidiki masalah malam ini" ucap Sam
aku yang saat itu masih lemas langsung tertidur pulas tanpa menengok Sam.