Malam yang sunyi dirasakan oleh Kiana yang berada di apartmennya sedang berguling di tempat tidurnya yang nyaman sambil melihat foto-foto di akun media sosialnya membuatnya terkenang masa-masa indahnya saat sma. Namun kenangannya itu menjadi buyar seketika saat kiana mendengar suara desahan dari sebelah apartmennya...
" aahh terus sayang... EMmhh...Uughh " desah si wanita.
" hah...hah...hah... Aakh..." teriak si pria.
" Gila yaa... tu orang udah jam segini bukannya tidur malah asik enaena, ga tau apa gue mau tidur. Emang dia pikir ni apartmen kedap suara apa, gue labrak juga ni lama-lama." Kesal kiana, karna bukan hanya sekali dua kali pernah terjadi seperti ini.
Saat pagi Kiana pun sudah bersiap-siap untuk berangkat ke Hotel tempatnya bekerja dengan memakai midi dress lace tanpa lengan warna biru dipadukan dengan blazer warna putih tampak begitu pas di badan Kiana yang memiliki tubuh yang indah bak gitar spanyol dengan rambutnya yang lurus sebahu. Setelah sarapan hanya dengan roti dan secangkir teh hangat, Kiana pun bergegas melangkah pergi dari apartmennya setelah mengunci pintu. Kiana pun memasuki lift dan menekan tombol lift ke basement, saat pintu lift akan tertutup sebuah tangan tiba-tiba menerobos masuk, Kiana tersentak kaget saat tahu tangan siapa yang menahan agar pintu lift tidak tertutup. Dan untuk sesaat mata indah Kiana yang berwarna biru laut dan memiliki bulu mata yang lentik bertatapan sebentar dengan mata pria yang menghadang pintu lift tadi.
" duh ni cowo pake masuk segala lagi, kan bisa pake lift sebelah emang ni lift cuma satu apa..." kesal kiana dalam hati. Karna yang masuk ke lift itu adalah tetangganya kiana yang setiap malam selalu grasak grusuk membuat kiana terganggu.
" hai... lo yang disebelah apartmen gue yaa." Tanya si cowo yang bernama Evan.
" hhmm " jawab kiana seadanya sambil memainkan hp nya.
" ni cewe jutek amat." Keluh Evan dalam hati.
Setelah pintu lift terbuka Kiana langsung menuju ke mobil Suzuki ignis miliknya yang berwarna biru, langsung menaikinya dan berlalu dengan mobilnya. Sementara Evan yang saat itu masih berada di basement, masih melihat mobil kiana yang kini sudah berlalu pergi.
" Hhhmm.. cantik, matanya juga indah berwarna biru laut tapi sayang jutek." Kata Evan sambil membuka pintu mobilnya dan berlalu pergi entah kemana.
Setelah menempuh waktu sekitar 45 menit sampailah Kiana di salah satu hotel berbintang *5 yang ada di Bali yang menjadi tempat kerjanya saat ini dan setelah mobilnya terparkir, Kiana langsung menuju memasuki ruangannya. Yah saat ini Kiana wanita berusia 25 tahun blesteran Turki itu memilih tinggal di Bali di bandingkan tinggal bersama ke dua orang tuanya di Jakarta, alasannya karna Kiana ingin mandiri dan ingin sedikit bebas menjalani kehidupannya.
" pagi kiana... " sapa Emma teman yang akrab dengan Kiana.
" pagi juga Emma, yuk kita pergi morning briefing ..." ajak Kiana. Tiba-tiba datang seorang pria yang bernama Anton...
" hai Kiana good morning... pagi em.." sapa Anton dengan wajah yang sumringah...
" em, em... nama gue Emma bukan em..." jengkel Emma
" bussseeeet deh galak bener... pagi-pagi udah marah aja, awas loh ntar jauh dari jodoh." Ejek Anton...
" bodo... yuk Kiana kita pergi." Kiana dan Emma berlalu pergi dari Anton.
Setelah Mereka selesai morning briefing yang memang selalu dilakukan tiap pagi, mereka lalu melakukan pekerjaannya masing-masing. Dan Kiana pun langsung melaksanakan apa yang diperintahkan oleh General Manager (GM) nya untuk melakukan pengecekan di setiap kamar, baik itu kebersihan, kerapihan dan juga memeriksa kondisi kamar di setiap lantai apakah layak atau tidak untuk di jual kepada tamu-tamunya nanti. Kiana juga mengecek kamar suite room yang nantinya akan ditempati oleh owner hotel tersebut yang rencananya akan datang nanti malam. Dan tidak terasa hari sudah sore setelah Kiana mengecek bahwa semuanya tidak ada masalah. Setelah Kiana selesai Makan yang sebenarnya sdh terlambat jika di bilang makan siang, Kiana pun langsung bergegas masuk keruangan GM nya yang sedang menunggu laporan dari Kiana.
" tok...tok...tok..."
" Masuk...! bagaimana Kiana kamu sudah mengecek kamar yang akan ditempati pak Ardhan nanti..." tanya GM nya pada Kiana.
" sudah pak saya tadi siang sudah mengeceknya sampai dua kali..." jawab Kiana.
" Bagus, usahakan semuanya nanti tidak masalah..."
" baik pak..!!"
" O iya Kiana nanti kamu bisa ikut saya menjemput pak Ardhan di bandara nanti..." tanya GM nya.
" bisa pak..." jawab Kiana.
" Ok... nanti jam 20.00 qt berangkat ke bandara, kamu boleh kembali keruangan kamu Kiana..." jelas GM nya.
" baik pak saya permisi..."
Kiana pun berlalu pergi keruangannya setelah bicara dengan GM nya... Emma yang melihatnya pun langsung bergegas pergi keruangan Kiana.
" Kiana lo beneran yah katanya di ajak pak GM buat ikut ngejemput Owner kita..." tanya Emma antusias.
" iya... lo tau dari mana coba, perasaan pak GM nya kan baru kasih tau gue tadi..." jawab Kiana sambil mengernyitkan dahinya.
" ahh lu kayak ga tau aja sih, disini kan pintu ama tembok punya telinga ama mulut...!! Yaa dari mana lagi infonya kalau bukan dari si Cindy sekretarisnya pak GM" jawab Emma sambil tersenyum.
" Oooo emang kenapa, lo mau ikutan juga ngejemput Owner kita itu..."
" yaa maulah Kiana!! Siapa coba yang ga mau ngejemput Owner kayak pak Ardhan... udah cakep, tinggi, badan udah atletis, tajir melintir pula... nikmat mana lagi yang kau dustakan!!!" Kata Emma sambil menghayal..
"Yaaa udah qt tukeran aja yuk, mumpung gue lagi baek hati...!!! Hhmm gimn mau gak..!?
"Yakin...!! Apa lo nanti ga bakalan nyesel..!? Lagian lo kan belum pernah liat tampangnya Owner kita yang paling ganteng itu Kiana..." Tanya Emma.
" yakin gue...!!! Lagi pula gue lagi ga enak badan nich, kayaknya gue mau pms dech.. biar nanti gue telpon pak GM nya yah..."
" Ok dech Ki... Makasih banyak yaa Ki
Lo emang temen yang paling baek dech..!!!" Ucap Emma senang.
Tidak lama kemudian Kiana menghubungi pak GM nya dan mengatakan kalau dia tiba-tiba merasa tidak enak badan dan mengusulkan Emma untuk menggantikannya menjemput pak Ardhan... Cindy yang diam-diam menguping percakapan telpon itu pun merasa iri pada Emma, karna dia tidak diajak ikut untuk menjemput pak Ardhan. Padahal Cindy sangat berharap Kalau dia bisa ikut ke bandara. Didalam hatinya merasa dongkol, kenapa bukan dia saja yang diajak. Lagipula Cindy merasa dialah yang paling berhak ikut menjemput pak Ardhan dikarnakan posisinya yang sebagai sekretaris GM.