Alvino muda sontak membelalak ketika mendengar penuturan Angku desa secara langsung di hadapannya, rasa yang tak pernah terpikirkan sama sekali, seperti tersambar petir seketika dirinya hancur dan hangus. Beda halnya dengan wanita yang kini duduk menundukkan kepala disampingnya menutupi wajahnya dengan kerudung. Rona tersipu menggurat di balik kerudung biru mudanya.
"Apa apaan ini? bukan ini yang saya inginkan? Apa ini Fau?" Sepanjang jalan dirinya terus bertanya-tanya, air mata menggenangi pelupuk mata tegasnya.
Pertanyaan Angku beberapa saat lalu, di pendingnya sementara.
"Saya harus meminta pendapat adik saya dulu Angku, saya tidak bisa memutuskan ini sendirian" tuturnya dengan nada yang tergagap.
