Belakangan semenjak mendapatkan secarik surat dari para Angku desa, sikap nona Alvino terhadap suaminya mendadak berubah.
Lebih dingin, sudah jarang sekali mengendap endap secara diam diam memasuki kamar sang suami, dia lebih sering menghabiskan waktu bersama warga desa dan juga si kembang desa.
Padahal kondisi wajahnya makin hari semakin memucat, dia juga gampang sekali kelelahan, namun ketika sang suami menawarkan pijitannya tapi malahan dia meminta kembang yang melakukan itu semua.
"Kenapa sih dek akhir akhir ini berubah? Salah aku apa?" Tanya sang suami, pria itu mencegat langkahnya ketika baru saja pulang dari masjid rutinitas senjanya dalam mengajari anak anak desa mengaji.
"Gak apa apa kak, aku hanya jaga jarak supaya si Syana tidak curiga dengan hubungan kita" alasannya.
"Tapi kamu baik baik saja kan? Aku liat kamu pucat belakangan ini sayang?"
"Tidak kak, aku hanya lagi malas dandan aja makannya pucat"