Alvino mudapun tertegun di tepian aliran sungai kecil tersebut, yang jernih dan juga sejuk.
Yang membuat nya merasa kagum adalah segerombolan para gadis gadis berkerudung berbaju kurung yang sudah berbondong bondong memenuhi sungai tersebut untuk mengambil air dengan peralatan seadanya, centong air yang terbuat dari bambu, setiap mereka terlihat membawa nya.
Membiarkan para gadis gadis tersebut terlebih dahulu mengambil air nya, tanpa ikut berbaur, dia merasa tidak enak, berdiri tertegun memandangi sekitar aliran sungai, yang di dominasi oleh kaum perempuan, tidak satupun tampak batang hidung para pria, pikirnya kenapa perempuan yang di minta mengambil persediaan air? Kemana para kaum pria? Menurutnya sebagai pria yang menghargai seluruh wanita di dunia ini sedikit keterlaluan, mana suasana masih terasa gelap, mentari belumlah terbit terang benderang, tapi mereka sudah berjuang dengan pakaian serba tertutup, luar biasa pikirnya.