Alvino muda kembali ke ruangan tempat di mana sang istri tengah terlelap malam ini, menatap wajah yang sudah sayu hilang rona hilang kepercayaannya, patah puncuk pengharapan nya.
Dia mencoba membelai pipi yang saban hari selalu basah kuyup di lumuri luka yang tak kunjung kering, dalam tidurnya yang pulas itu dia meraih tangan yang menyentuh pipinya, lantas memeluk nya ke dada tanpa ia sadari.
Tidur wanita itu masih begitu nyenyak, diapun menggeliat mengubah posisi tidurnya menyamping, namun sebelah tangan suaminya tetap di jadikan olehnya sebagai guling ternyaman nya.
Sehingga tubuh pria itu tertarik, demi kenyamanan dan jangan sampai dia terjaga pria itu mengikuti kemana arahnya membawa tangan itu, dia naik keranjang tersebut, berbaring di sampingnya sontak sang nona begitu saja melingkarkan tangannya di pinggang suaminya tersebut.
