Mereka melepaskan pelukannya, telapak tangan lebar seorang ayah mengusap satu persatu air mata putranya, perlakuan manis yang mendapatkan balasan demikian.
"Kamu sangat mencintai kakak mu Rel?" Tanya nya kepada putra keduanya tersebut.
"Yah pa, Farel sayang dia pa, Farel rela jadi pecundang seumur hidup demi dia pa, bedebah yang paling Farel sayang adalah dia pa" Jawabnya dengan suara lirih.
"Gimana kalau kenyataan nya, dia hendak memiliki istri mu? Apakah kamu akan relakan?" Tanya sang ayah lagi. Farel termangu membisu.
"Papa jangan samakan aku dengan dialah pa, situasi nya sudah berbeda kita udah memilih jalan masing masing" sergah putra pertamanya tersebut.
"Diam kamu papa tidak menyuruh kamu untuk menjawab"
"Apapun itu Farel rela pa, asal jangan satu, jangan ambil cinta Farel papa, itu sama saja dengan merenggut nyawa Farel, akan lebih baik dia minta nyawaku saja pa" rungut Alvino pungut.
"Ok, ketika itu terjadi, apa kau masih akan tetap mencintai nya?"
