"Membiarkan mu hidup di dunia ini adalah kesalahan terbesar ku" rutuk sang ayah, Alvino muda pun terkesiap.
"Kenapa papa bicara seperti itu, salah Bani apa pa?" Elaknya.
Namun sang ayah tak menjawab sepatah katapun, cukup tangan dan kaki yang berbicara, kepalan kuat itu kembali mendarat di pipi sang anak, bukan itu saja, secara brutal pria setengah abad itu menendang nya, hingga terpental ke tembak, bukan itu saja, sampai terhasut setan dia menginjak injak tubuh putra semata wayangnya itu, tanpa mendapatkan perlawanan dari sang anak.
Dari ujung sana, Alvino pungut berlarian untuk melerai, memegangi erat erat kedua tangan sang ayah, memeluk punggung nya dengan nafas terengah engah, sementara nyonya Hariksa sudah pingsan, di bawa ke kamar oleh para asisten dan juga menantu keduanya.
"Papa, cukup pa, hentikan papa..." Teriak Alvino pungut, sembari memegangi kedua lengan sang ayah, dengan eratnya.