Sekali ku dengar teriakannya, aku mengacuhkan, angin lara telah menyibak tabir kegelapan melenyapkan kebisingan di telinga ku, sehingga entah datang dari mana, gaungan itu sampai begitu saja, bahkan menyesak hebat nyaris merusak gendang telinga ku, namun di situ masih acuh, ku petik kembali gitarku.
"Bani...." Sekali lagi ku dengar teriakannya yang kali ini bukan lagi merusak gendang telinga ku, justru meruntuhkan langit ku, aku tersentak, berdiri berlarian membawa langkah kaki ku yang memberat, serasa duri yang ku pijaki.
"Bin..." Teriakku, namun tak ku dengar apapun lagi selain senyap, semilir deru angin yang begitu kencang, aku berlari menuju kamar di mana aku meninggalkan nya terakhir kali.
Tergesa gesa dengan nafas yang sesak aku membuka pintu kamar itu, yang ternyata kosong, tidak ada siapapun disana.