"lanjutkan flashback nya kak?"
"Ok baiklah! Tapi nanti jangan sampai ketiduran awas! Aku bukan pendongeng loh?"
"Anggap saja belajar, bentar lagi punya anak kalau dia minta di dongengin sama bapaknya jadi gak canggung kamunya benarkan?" Melas wanita itu kemudian dengan tangan yang tengah membelai rambut suaminya tersebut. Namun mata pria itu tiba tiba terlihat gersang, mungkin perkataan sang istri menyentuh mendung yang hendak turun menghantam bumi, hujan ataukah petir yang akan segera menyambar kehidupan mereka?
Dia tak tau, dia juga tak tega untuk memberitahu, jika bicara mungkin lirih yang nyatanya keluar pedih malah akan membuat sang istri merasakan khawatir.
Dia tak yakin dengan kehidupan, meskipun juga tak yakin dengan apa yang ada di benaknya saat ini, dia menunggu seperti apa jalan takdir yang nantinya mau tidak mau harus di hadapi.
"Berapa Minggu lagi sayang?" Tanyanya kemudian, sang istri pun tersenyum lembut.