Kebayangkan odol ku sampai tumpah berkali kali, pada tempat yang belum seharusnya, pada wadah yang belum ku steril kan, hingga tak terbayangkan bagaimana sesaknya nafas ku, derasnya kucuran keringat ku, namun dia masih tetap menekan nekannya seperti hendak mengosongi induknya.
Meskipun ku lihat dengan mata dan kepala ku sendiri, nafasnya nyaris saja punah, tubuh nya basah, rambutnya berserakan, satuhal wajahnya begitu menawan, cantik nya luar biasa, aku juga tidak tau kenapa? Dan apa sebabnya sehingga mataku menatapnya demikian.
Sampai di mana titik bertegangan tinggi, ku dengar dia melenguh sangat panjang, hisapan aneh yang membuat ku ikut terpekik sama seperti nya, akupun tumbang, tubuh ku roboh menimpa dirinya, lengket beserta peluhnya, tak kudengar lagi kicauan apa apa selain desahan nafas yang mulai melemah serta tangan yang semula mencengkram kuat punggung ku terlepas begitu saja, terhempas terkulai lemas di kasur itu.