"Siapa yang gak kenal, kamu anggota Student Council kan? Tenang saja makanan ku makanan terbaik di dunia, aku juga Indonesia, aku muslim, hanya orang baik yang bisa mengerti" ucapnya. Sembari mengulur kan makanan nya.
Aku pun melengahkan pandangan ku, kenapa rasanya nada nya itu begitu pedas nya, tak kusangka suara lembut yang ku dengar menangis lewat telepon beberapa waktu lalu sampai se ketus ini sekarang, sebegitu besar kah kesalahan ku padanya?
"Duduk deh sini bareng kita!" Ku dengar godaan itu dari Veet. Entah kenapa aku jadi salting begini, ketika dia dengan maunya bergabung duduk dengan kami, pikirku mungkin kah dia sudah sadar? Menyadari kehadiran ku? Aku jadi merasa percaya diri sekarang.
Ku lihat dari kejauhan teman temannya mengerinyit heran dengan tingkah nya yang begitu mudah berpindah meja.
"Ra kok jadi duduk di sana?" Sahut salah satunya, ku lihat raut Vin cukupĀ tertekan hebat.