Nona Alvino telah sampai di lobby hotel tersebut, dengan perasaan tak menentu kakinya yang sudah tempak semakin membengkak, sebenarnya sulit untuk membawa menelusuri gedung pencakar langit se megah ini, menuju ruangan yang telah di isyaratkan sebelum nya.
Satu persatu ruangan mulai di lewati nya, perasaan semakin menggebu hebat, darah mengalir deras, kecemasan tampak seperti debu berterbangan di mana mana mengiringi gontai kakinya.
Sedang apakah suaminya saat ini? Apa wanita itu sudah berhasil memiliki nya? Apa yang mereka lakukan di hotel ini, pikiran kalut seorang nona Alvino, tak di jaga siapapun dia melangkah sendiri, menelusuri koridor megah itu, sudah beberapa ruangan yang ia lewati dengan perasaan yang semakin kacau balau.
Sambil mengusap perutnya, tak terasa setetes embun mengalir begitu saja di pipinya yang merona.
"Hiks .. jangan sampai itu terjadi, aku gak sanggup ya Allah, gak sanggup cukup hanya sekali, cobaan ini terlalu berat" batinnya sembari menyeka air matanya.