"Hati hati nak istri mu sedang hamil itu?" Nasehat sang ibu. Pria itu melirik sekilas lalu mengangguk.
"Lepaskan aku Bani, lepaskan aku? Biarkan aku berbuat sesuka aku, kau jangan ikut campur" ronta nya dengan tangan halus yang terus menggendang gendang pada punggung suaminya.
"Tidak ada bantahan lagi, sudah ku biarkan, sudah aku baikin kamu semakin ngelunjak, semua orang panik mikirin kamu, tapi kau hanya mementingkan perasaan mu sendiri" oceh pria tersebut, lalu menidurkan nya perlahan di ranjang, dia menutup rapat rapat lalu mengunci pintu kamarnya agar sang istri tidak bisa keluar dan membuat kegilaan yang ujungnya ujung membahayakan diri dan bayinya.
"Kamu tega Bani, kamu tega kamu tidak sayang aku, kamu tak mengerti perasaan ku, Ban" dia masih meronta sembari memukuli bertubi-tubi dada lebar suaminya.
"Pukul lah aku, lepaskan kekesalan mu itu, jangan menghukum yang tidak bersalah kau marah padaku kan maka lampiaskan padaku jangan orang lain" oceh pria itu.