"Haha.. dia membawa anak pungut kesini, hai welcome bayangan ku?" Oceh pria menyeramkan dengan wajah yang sudah tidak jelas lagi bentuk nya, entah mana hidung, mulut, mata semuanya hancur senonoh tak jelas lagi, rambut nya panjang acak acakan tidak terbedakan lagi dengan rumput rumput hitam yang sudah memenuhi selingkar mulut dan dagunya.
Alvino pungut sangat jijik mendengar sambutan pria itu, yang saat ini dia tengah berada dalam sebuah kurungan ruangan bertirai kan besi dengan tangan dan kaki yang terikat rantai besar.
Meski begitu senyum licik dan menjejapkan tak pernah enyah dari bibirnya yang sudah mengkerut dan menghitam tersebut.
"Hei, kau mengenali ku kok bisa?" Oceh Alvino pungut, sembari tersenyum seringai.
"Haha ... Apa yang tidak ku ketahui? Bagaimana? Apa kau sudah belajar cara menjadi manusia licik dan biadab seperti kakak mu yang tidak berguna itu hah?" Ucapnya dalam nada pelan.