"Hah? Kalian menikah tanpa restu dariku?" Ucapnya.
"Untuk apa nungguin restu dari manusia gak jelas, yang ada keburu masuk angin, gue gak perlu restu dari pengecut seperti lu itu ngerti" oceh Alvino pungut lagi.
"Kurang ajar lu ya, berani lu sama gue sekarang hah?"
"Siapa takut, sama pencundang seperti lu itu seratus manusia pun gue hadapin?"
"Hah sudahlah jangan berantem, mama pusing" sergah nyonya Alvino.
Si penyusup jadi jadian itu malah merengek manja memperlihatkan wajah memelasnya pada sang ibu.
"Maa kenapa tega sama Bani ma?"
"Kamu lebih tega, gimana mama gak tega" ketus sang nyonya.
Pria itupun kembali mendongak menatap tuan muda Dravinda, penuh kecemburuan dan api kebengisan.
"Kurang ajar lu, Hazki Dravinda, beraninya lu merebut istri gue" dia berdiri hendak melepaskan tonjokkan pada pria itu namun tangan nya berhasil tercegat oleh istri dari tuan muda Dravinda tersebut.
"Hei jangan berani kau sentuh dia?" Ucap wanita itu dengan bengis dan mata bak siletnya.
