Hartawan sampai bersimpuh di kaki kakaknya tersebut.
Harsyan termangu sejenak, lantas menatap sang ayah.
"Papa dengar kan? Apa yang dia katakan? Dia sadar telah menyakiti Harsyan tapi masih saja ingin merenggut hidupnya Harsyan" ocehnya kemudian, tuan Argo hanya menarik nafas dalam dalam, semakin bingung saja tidak ada satu pun yang mau mengalah, harus di apakan lagi?
"Adik apa kau bisa hidup tanpa Hariksa hah?" Dia kembali bertanya pada Hartawan.
"Kakak menanyakan itu padaku jelas saja jawabannya tidak kak"
"Kalau begitu sama, aku juga tidak bisa hidup tanpa nya, sakit dipaksa berpisah dengan orang yang kita cintai, iyakan? Apa bedanya perasaan kita hah? Kamu sakit aku lebih sakit adik" tegasnya.
Hariksa pun beranjak untuk ikut bersimpuh sambil berurai air mata, di hadapan Harsyan.