Abe...." teriak nya lagi, sambil berlari ke arah kamarnya memeriksa keberadaan pria itu, namun kosong pria itu tak di sana.
Perasaan sang nyonya mulai memburuk, jantung nya langsung berdebar hebat seperti genderang perang.
Pikiran nya langsung tertuju pada suami bejatnya, apakah selama ini dia telah keliru dalam memilih pasangan hidup? Apakah saat ini putrinya tengah menjadi korban ke egoisan nya itu? Apakah Alana benar dengan prasangka nya selama ini?
Gejolak batin kian mendera nya saat ini jika dugaan nya benar maka hari ini lebih buruk dari hari kematian suaminya sendiri.
Melihat pecahan dan puing puing yang berserakan di lantai di dekat tangga darurat, nyonya Casandra lalu berinisiatif untuk menaiki tangga itu.
"Alana...." teriak nya memanggil sang anak sembari beralari menaiki satu persatu anak tangga berdinding kaca tersebut.
