"Aku melihat mu ada dimana mana tidak hanya dihatiku, tapi di setiap detak jantung ku, bagianmu tertinggal bersamaku, luka mu semakin hilang dan darahmu dagingmu bernafas di tubuh ku saat ini, pertama kali aku memberanikan diri mendengar detak jantung nya, sekian lama aku mengingkari kedatangan nya, air mataku jatuh melihat perkembangan nya di rahimku, seperti kau yang kini menghilang, ingin rasanya aku juga menghilang kita sama sama menghilang saja" gejolak batin Fauziah.
Dia membuka matanya yang indah, kecoklatan tenggelam di tengah linangan air matanya yang kembali di sekanya dengan kasar.
"Jangan seperti ini terus lah Fau, ini tidak keren sama sekali, sebelum perutmu nantinya meledak aku pasti kembali ok!" bayangan itu menyapa, dia tersenyum bahagia menatap istrinya dari sudut ruangan rumah sakit.
"Bani..." Pekiknya. Namum pria itu seketika menghilang begitu saja.