Betapa air mata kembali berguguran menyapa pipi mulusnya, sakit ketika melihat benda itu dengan mata dan kepala sendiri, tangan Fauziah bergetar begitupun tubuhnya, dia menangis serembah serembih nya.
"Hiks..Hiks..Hiks..Bani, ini tidak mungkin, kak, kamu jahat sama aku, tega kamu, apa yang harus aku lakukan sekarang?" Ratapnya.
sang nona mengenakan seluruh pakaiannya dia berdandan sambil menangis di depan kaca, entah kenapa seharusnya hari ini menjadi hari paling bahagia di dunia, justru karna keputusannya yang gegabah, mengusir suaminya akhirnya dia sendiri yang terluka.
"Ran... katakan itu salah kan Ran?" Dia berharap hasil nya masih saja salah dan keliru.
"Tidak Ziah ini benar sayang, kamu hamil" sesal Rani yang merupakan bidan desa.
"Hah? Haha.. itu tidak mungkin Ran?" Nona Alvino tersenyum remeh, seperti menertawakan dirinya sendiri.
