Mereka berjalan kaki menelusuri jalanan desa tsb, sambil melihat-lihat pemandangan yg cukup menakjubkan, dan sejuknya udara pagi di lereng bukit tsb.
Sesekali mereka juga menyapa para warga yg kebetulan lewat, saling bergandengan tangan nona Alvino dan nona Wijaya terlihat sangat akrab sudah seperti saudara.
Kedua suami itu mengikuti dari belakang, warga sekitar yg kebetulan lewat dg berbagai ragam aktivitas mereka pagi ini, berdecak kagum dg kecantikan dan juga ketampanan manusia level Raksasa tsb.
Betapa tidak, meskipun desa tersebut bisa dikatakan desa wisata, tapi baru kali ini ada wisatawan yg parasnya persis idola yg selama ini hanya bisa mereka saksikan lewat Televisi.
Kualitas terbaik adalah mereka sangat ramah dan tidak sombong sama sekali.
"Wah Zi? jika desa kita asri, ini lebih asri lagi, gunung nya masih segar semua, haha"
"Hah? gunung segar? aneh aneh aja perkataan mu, apa karna bawaan dia ya?"
