Tanpa mengatakan apa pun, Lintang langsung pergi. Kinan tampak terkekeh melihat tingkah Lintang yang lucu itu. Saat dia mau masuk ke dalam apartemennya, Kinan dikagetkan oleh tangan Lintang yang menyekal pintunya. Kinan berusaha untuk menutup pintu apartemennya. Tapi Lintang juga semakin keras kepala untuk menahan pintu itu agar tidak tertutup.
"Mau ngapain lagi sih? Kan gue udah ngasih tahu elo kalau Aidan nggak ada di tempat gue. dia lagi pulang kampung, kalau mau ya tunggu dia balik lagi sini aja,"
Lintang menyodorkan kertas kosong dan sebuah bullpen kepada Kinan. Membuat Kinan agaknya mengerutkan keningnya bingung. Dia tak tahu untuk apa dia disodori kertas kosong beserta bullpen itu.
"Tulis dengan lengkap dan rinci di mana alamat kampung Aidan."
