Chereads / ALUR / Chapter 3 - pertemuan pertama

Chapter 3 - pertemuan pertama

berpikir dan berpikir tidak ada hentinya Dina menimbang situasi dan kondisinya saat ini dia merasakan kekhawatiran yang mendalam batin nya terus bergejolak takut kalau keputusan yg dia ambil justru akan kembali menyerangnya untuk seorang yg tidak punya keputusan kedua dia cukup berani untuk membulatkan tekad dengan melakukannya seorang diri apa yg harus dia lakukan setelah ini dia tidak punya plan b atau plan c

sampai di pintu ruangan

dia sedikit bergetar antara melanjutkannya atau tidak

tapi dia sudah tidak bisa menghindari itu lagi

tok tok tok

Dina mengetuk pintu dgn pelan

"masuk"balasan dr dalam

"permisi pak saya adalah putry dr orang yg sudah tidak sengaja menabrak bapak"Dina mengatakan dgn suara pelan sekali

........

tidak ada jawaban Dina pun melirik mencoba menatap sosok lawan bicaranya

"saya sangat menyesal dengan apa yg anda alami karna ayah saya anda jd seperti ini"Dina melanjutkan ucapannya

........

tetap tidak ada jawaban,dalam hati Dina mengomel apa orang ini tuli tapi tadi dia mendengar saat aku mengetuk pintu dengan pelan apa aku kurang meyakinkan ya

"eemmmzz saya akan bertanggung jawab"

"oh ya bagaimana anda akan bertanggung jawab"orang itu menyela pembicaraan Dina yg belum selesai

"emz saya akan membayar biaya rumah sakit anda,saya akan mencicilnya,itu karna anda menggunakan kamar VIP "Dina membalas

"begitukah,jd tangan saya seharga itu,padahal dgn tangan ini dalam satu hari saya bisa mendapatkan uang lebih dr 100 juta apa yg akan anda jaminkan untuk itu"

"haaaah saya"Dina sangat tegang

"apa anda tau,betapa berharganya tangan saya,dan anda bilang itu suatu ketidak sengajaan bahkan lalat saja tidak bisa tanpa sengaja hinggap di kulit saya"

Dina berhenti menjawab karna dia memang tidak lagi bisa menjawab apa yg Dina punya untuk orang yg sudah punya segalanya

"knp anda diam bukannya anda td sangat berisik"orang itu kembali melanjutkan ucapannya

"saya tidak punya uang banyak untuk anda" Dina pun memberanikan diri memecah kesunyian

"kalau begitu saya akan membiarkan ayahmu membusuk di penjara"

"jgn saya tidak khawatir dengan pak tua itu tapi saya mempunyai alasan lain yg tidak bisa membiarkan saya utk tidak mengeluarkannya"Dina sedikit memaksa berharap lelaki ini mau mendengarkan dirinya

"oh ya, jadi saya harus perduli dgn itu"

"saya memang tidak punya uang tapi saya bisa merawat anda sampai tangan anda sembuh,dan saya bisa menjadi tangan anda sampai anda sembuh saya akan melakukannya"Dina mantap mengucapkannya

"saya tidak butuh, saya punya banyak pelayan di sini"

"saya mohon saya harus membebaskan pak tua itu"Dina menghiba

"saya mengantuk dan ingin istirahat jadi anda bisa keluar sekarang"

"saya mohon"

"satpam,usir dia"

"jgan saya mohon saya akan melakukan apapun,apapun itu"Dina kembali menghiba

"ayo keluar" satpam

"tunggu satpam"lelaki itu sedikit berteriak

"keluar"lelaki itu memberikan isyarat kpd satpam untuk keluar

"baik pak"

"km akan melakukan apapun untuk saya,apa yg bisa km lakukan"

"apa saja,apa saja yg km suruh"

"ok saya akan pertimbangkan km bisa pergi saya akan menghubungi km besok"

"baik" Dina menghela nafas ada harapan walaupun hanya secercah tapi itu cukup membuat Dina lega setidak nya dia masih bisa menjaga kesehatan ibunya

tp apa yg akan di minta laki" itu apa dia akan menjadikan aku pembantu atau sesuatu yg lainnya dina terus merenung sepanjang jalan dia masih tidak ingin kembali ke rumahnya pikirannya terlalu kalut dia ingin menghirup udara segar lebih lama di luar