Chereads / Terjepit Umur / Chapter 8 - Telpon

Chapter 8 - Telpon

Tian-tian membuka laptop milik nya , ia menatap laporan yang ada di laptop nya.. ia kembali mengingat kejadian tadi malam.., aku sama sekali belum menyelesaiakan laporan milik ku.., aku ingat betul aku belum menyelesaikan nya. Kenapa laporan ini telah terselesaikan.. bahkan sangat rapi..ah… tidak mungkin dia yang mengerjakan? Di lihat dari manapun dia tidak dapat mengerjakan laporan ini.., tapi bukan aku juga yang menyelesaikan nya… jadi siapa yang mengerjakan laporan ini? apa aku mengerjakan nya sambil tertidur? Tidak mungkin… atau memang dia yang mengerjakan nya.

Luhan segera berlari ke lantai paling atas, tubuh nya berkerigat.. dia bergegas membuka pintu.. berharap masih dapat menemukan Tian-tian di dalam ruangan terebut, ia segera melepaskan sepatu nya , matanya menatap kesegala arah … berharap mendapatkan apa yang ia cari, segera ia berlari ke dalam kamar Tian-tian " Tian-tian.." Panggil Luhan dan tidak mendapat jawaban, ia membuka pintu kamar tersebut dan mendapati jika kamar tersebut kosong, Luhan menatap jam tangan milik nya, waktu telah menunjukan puku 8.20…, sudah jam segini.. dia pasti berada di kantor.. , apa yang ku harapkan.

Luhan membalikkan badan dan menatap meja kecil tersebut telah rapi, piring-piring sudah bersih dan tertatah rapi di rak kecil , Tian-tian menghabiskan semua nya tanpa tersisa.. bahkan dengan dua mangkok nasi, Luhan kembali menatap ke dalam kamar Tian-tian yang sangat rapi, ia berjalan ke meja yang berisikan beberapa buku dan catatan, tangan nya berhenti di sana.. menatap sebuah kertas catatan kecil.

Catatan tersebut berisikan pengeluaran yang harus di keluarkan oleh Tian-tian, bulan ini pengeluaran ku menjadi dua kali lipat karena .. sekarang kami berdua, beberapa bulan lagi adik paling besar akan masuk kuliah dia memerlukan biaya lebih untuk pendaftaran masuk sebelum ia dapat pekerjaan, dan bulan besok uang listrik, air dan gas harus segera di bayar, berarti aku harus memasang 500 mata boneka lagi untuk dapat membayar semua pengeluaran…, aku berharap orang kaya menikahi ku… walau hanya mimpi semata.

Sebenar nya Tian-tian benar-benar anak pekerja keras.. mungkin aku bisa memasukan nya di perusahaan ku , Luhan mengeluarkan ponsel nya " Manager Li.., apa di tempat kita ada pekerjaan kosong?"

" Kenapa? Kau ingin memasukan seseorang di perusahaan kita? Jabatan nya apa?"

" Ku pikir aku ingin merekrut Tian-tian ke perusahaan kita, ku rasa ia mendapat bayaran yang tidak pantas dengan pekerjaan di emban nya. Mungkin di cabang bagian?"

"Tentu saja kau bisa merekrut nya di bagian cabang kita, dengan lulusan Sma seperti nya dan masuk dengan koneksi… kau pikir hidup nya akan aman dan tentram? Dan jika ia masuk di tempat mu bekerja.. kau ingin dia mengetahui jati diri mu?"

" Aku bos.. tapi aku sama sekali tidak mempunyai kekuasaan?" Pertegas Luhan mendengar perkataan Manager Li

" Pikir kan baik-baik apa yang ku katakan"

*******************************************************************************

Suara pintu terbuka lebar.. Tian-tian berada di depan pintu dengan muka yang sangat lelah dan juga membawa tumpukan boneka setengah jadi di tangan nya. Sudah terlalu larut untuk di katakan pulang, jam telah menunjukan pukul delapan malam

" Kau sudah pulang?" Luhan menyapa Tian-tian dan berjalan kearah Tian-tian

" Oh.." Jawab Tian-tian yang sudah tidak memiliki tenaga.

Seperti nya dia masih marah dengan kejadian tadi pagi.., dia hanya menjawab ku dengan singkat " Kau sudah makan malam?"

"Jadi kau… sedari tadi menanti makan malam? " Tian-tian menatap Luhan tidak percaya.., jadi yang ia nanti hanya lah makan malam dari ku?

" Tidak.. lupakan saja" Luhan mengambil barang-barang Tian-tian dan membantu nya meletakkan nya di kamar. Ia mengigit bibir nya karena kesal akan jawaban Tian-tian.. padahal dia bermaksud memberitahu jika makan malam kali ini akan ada daging.. , ia membelikkan daging untuk Tian-tian, dan menunggu dengan tidak sabar dengan kepulangan Tian-tian, berharap mendapatkan wajah bahagia Tian-tian

"Kalau begitu.. aku mandi dulu" Tian-tian berjalan kearah kamar mandi. Air menguyur nya dengan deras.. membuat seluruh lelah di tubuh nya ikut terhanyut dalam air.

Aku sudah menunggu nya dari tadi.. , aku harus memberitahu nya kalau ada daging di dalam kulkas.. aku harus memberitahu nya , atau mungkin aku menunggu besok saja? Tidak.. seharus nya malam ini dia bisa menikmati makanan lezat. Luhan berjalan kedepan pintu kamar mandi.. tangan nya hendak mengetuk kamar mandi..

Krek….. pintu kamar mandi terbuka. Tian-tian berdiri di sana dengan rambut basah.. wangi sampoo dan sabun mandi tercium saat pintu itu terbuka.

" AKHHHHH…. " Teriak Tian-tian yang kaget ketika membuka pintu melihat sosok besar di sana.. ia mundur beberapa langkah ke belakang

" Ada apa?" teriak Luhan yang ikut kaget karena teriakan Tian-tian

" Ya.. kenapa kau ada di depan pintu kamar mandi? Dasar pria mesum… apa yang kau perbuat" Tian-tian mundur lagi beberapa langkah.. dan tidak sengaja tersandung ember dan terpeleset..

" Pria mesum…, aku …tidak seperti yang kau pikirkan…, tunggu.." Luhan menarik tangan Tian-tian yang menjutai ke atas saat hampir terjatuh, menahan nya dengan sekuat tenaga ..

Hingga terdengar suara BRUUUUKKKKKK dengan sangat besar. Tian-tian berhasil jatuh kelantai dengan sempurna di tambah Luhan tepat berada di atas nya… menindih tubuh Tian-tian yang kecil. Wajah mereka berdua begitu dekat…, di saat bersama mereka berdua membuka mata mereka.., ,menatap satu sama lain…

Jantung mereka berdua berdetak tidak karuan.., nafas mereka berdua beradu , mereka dapat merasakan hembusan nafas satu sama lain, dan menyadari posisi mereka berdua.., mereka kikuk dan salah tingkah.

Kring… Kring.. Kring..

Suara telpon tersebut menyadarkan mereka berdua, Luhan segera berdiri dari tubuh Tian-tian, ia duduk menghadap toilet, dan Tian-tian segera duduk sambil menghadap dinding di depan nya. Luhan mengelap-ngelap dudukan toilet yang tidak kotor.. ia tidak tahu harus berbuat apa.. dia benar-benar salah tingkah, sementara Tian-tian menggosok-gosok dinding dengan jari-jari nya…ikut salah tingkah. Mereka berdua saling duduk membelakangi, Tian-tian menyembunyikan muka nya yang memerah karena malu.., entah apa yang berdua pikirkan.. mereka cukup lama duduk dalam posisi tersebut

" se… seperti nya kamar mandi ini harus di bersihkan.." Luhan memecah kesunyiaan di antara mereka berdua.. sambil terus menggosok-gosok duduk kan toilet dengan giat.

" Seperti nya benar…" Tian-tian mengiyakan Luhan

Kring.. Kring.. suara telpon itu kembali berbunyi. Luhan mengeluarkan ponsel nya dan dengan cepat langsung bangkit dari posisi nya ketika melihat nama Xian-xian muncul di ponsel nya.

" Ya… bagaimana ini?" Luhan menatap Tian-tian dengan kebingungan.. " Wanita ku menelpon.. dan ini video call… , aku tidak mungkin mengangkat nya di sini"

Tante-tante itu menelpon? Jam berapa sekarang? Panggilan malam? Pikir Tian-tian sambil menatap Luhan yang kebingungan. Dan kata-kata wanita ku.. terdengar sangat intim.. mungkin para wanita itu sangat menyukai panggilan itu

" Apa yang kau lihat.. bantu aku…"

" Apa yang harus ku bantu? Aku tidak ingin ikut permainan kalian…, kalian berdua saja.., aku akan pura-pura tidak tahu"

" Tidak… ini bukan permainan yang bisa di lakukan hanya berdua.. kau harus membantu sebentar"

Tunggu..apa maksud perkataan nya? Tidak bisa hanya berdua? Three … thr..eee some " Ti.. tidak bisa.. aku tidak bisa melakukan nya.. sungguh ini tidak boleh… kembali lah ke jalan yang benar Luhan"

" Ya… aku tidak ada waktu lagi…, setelah ini aku akan kembali ke jalan yang benar.. pegang untuk ku"

" Pe… pe..ngang?" Mata Tian-tian melotot sempurna ketika mendengar perkataan Luhan

" Iya.. kau bantu aku memengang nya.. aku tidak bisa memengang nya sendiri.."

" Tolong.. Luhan… aku.. aku .. aku benar-benar.." Belum selesai Tian-tian selesai mengatakan nya.. Luhan langsung menyerahkan ponsel nya kepada Tian-tian. Jadi yang dia maksud untuk di pegang adalah ponsel ini? ah… apa yang ku pikirkan Tian-tian.. ini sangat memalukan

" View mana yang bagus? Aku harus menyakinkan nya.. kalau tidak dia bisa curiga.." Luhah menatap kesekeliling dan mata nya tertujuh pada sofa yang latar belakang nya adalah balkon.

Luhan menarik tangan Tian-tian " Sampai kapan kau akan duduk di sana.. cepat bantu aku.." Luhan terlihat sangat panic.. ia cepat-cepat berjalan sambil memegang tangan Tian-tian kea rah sofa. " Kau duduk di sana.. dan aku akan duduk di sofa.. kau pegang dengan erat.. mengerti?"

"Oh…" Tian-tian menganggukan kepala nya , dan menatap Luhan polos. Luhan duduk di sana dengan kaki di silang, ia membuka kaus yang ia kenakan.. memperlihatkan tubuh nya yang six pack, ia membuang kaos nya kesembarang tempat

" Tu.. tun.. tunggu…."

" sst… sudah di mulai.." Luhan mengisyaratkan untuk Tian-tian untuk tetap diam dan jangan berisik

Tian-tian menundukan kepala nya saat ia menatap tubuh Luhan yang setengah telanjang.., muka nya semerah tomat.., ia memengang ponsel itu dengan kedua tangan nya.. sangat-sangat erat karena ketakutan. Owh my goddddd…. Tubuh itu.. sungguh.. apa yang baru saja yang ku lihat? Dan apa yang sedang aku lakukan sekarang.. , oh Goddddddddddd… aku akan segera menonton permainan nya.. bagaimana ini? apa aku harus menonton nya? Tidak… aku harus memejamkan mata… permainan ini akan merusak otak dan pikiran ku.., aku sering melihat artikel yang mengatakan menonton hal seperti ini akan merusak otak mu.

" Owh sayang… maaf tidak mengangkat telp mu.., aku baru saja selesai mandi" Luhan mengawali percakapan tersebut dengan Xian-xian.. sesekali mata nya menatap Tian-tian yang memejamkan mata sambil tertunduk.., menatap wajah nya yang semerah tomat. Apa dia sakit?

" Pantas saja kau menjawab ku dengan sangat lama… aku malah curiga kalau kau malah sedang dengan wanita lain" tepat sekali… aku sedang dengan wanita lain.. dan wanita itu bahkan membantu ku untuk memegang ponsel.

" Tidak mungkin aku bersama wanita lain.. kau tahu.. kau satu-satu nya untuk ku"

Sungguh perkataan nya membuat ku merinding.. ini sangat mengelikan.. tanpa sadar aku membuat gerakan geli dengan perkataan itu, Tian-tian masih memejamkan mata nya dengan kuat. Seperti nya perkataan ini awal pemanasan mereka..dan akan semakin panas.

Kenapa dia memasang wajah seperti itu? Sungguh itu menganggu ku.. kenapa dia harus memejamkan mata nya dan menundukan kepala? Ini membuat ku tidak bisa berkonsentrasi.. mata ini terus terganggu oleh diri nya.., aku bahkan tidak bisa menikmati wajah Xian-xian

" Sayang.. kau sedang di mana? Itu terlihat di tempat asing… kau tidak merasa dingin ?"

" Hm… aku sedang perjalanan bisnis.., tentu saja aku tidak dingin.. karena melihat mu.. tubuh ku menjadi hangat.., kapan kau akan pulang? Kau tidak merindukan ku?"

" Sungguh… ? aku ingin sekali berada di samping mu.., dan menyentuh diri mu"

" Kau tidak merindukan pelukan ku dengan tubuh abs ku yang luar biasa ini?" Tawa Luhan menggoda Xian-xian yang memang dari dulu besar bersama dengan nya.. ia tidak malu lagi untuk melihatkan tubuh nya.. toh mereka berdua akan segera menikah.

" Sungguh aku merindukan untuk menyentuh seluruh kotak-kotak itu.. dan mencubit nya dengan keras" tawa Xian-xian meledak.. karena geli menggoda Luhan.

Aku ingin sekali melihat wanita yang sedang berbicara sekarang.. bagaimana tampang nya? Suara nya terdengar sangat seksi dan menggoda, tapi aku tidak bisa melihat nya.., perlahan.. Xian-xian membuka sedikit mata nya untuk mengintip.. apa yang di lakukan oleh Luhan, rasa penasaran membuat nya memberanikan diri.

Luhan mendapati gerakan Xian-xian.. dan tertawa kecil " Sampai kapan kau akan bertelanjang dada seperti itu? Kau ingin membuat ku tergoda.. dan segera pulang menemui mu?"

" Kau terganggu… baiklah.. jika kau tergoda.. cepat lah pulang.. kau bisa menikmati nya sepuas mungkin" Luhan berdiri mendekati Tian-tian.., ponsel itu hanya menangkap perut dan dada Luhan saat dia berdiri dan mendekati Tian-tian. Tangan nya lembut memegang bahu Tian-tian, membuat Tian-tian bergidik dan membuka mata nya sempurna.. dan mendapati.. tubuh Luhan… tepat di depan wajah nya.. persis di depan wajah nya.. tercium aroma parfum dari tubuh nya. Tangan Luhan menarik sesuatu di tubuh Tian-tian

" Ku pinjam dulu.." Wajah Luhan tepat berada disamping wajah nya, dan bibir Luhan berada persis di telinga Tian-tian, bisikan itu membuat bulu kuduk Tian-tian berdiri..

" ssstttt…. Sebentar lagi selesai" Lanjut Luhan mengisyaratkan untuk Tian-tian tetap diam, Luhan berbicara sangat pelan dan berbisik, agar Xian-xian tidak mendengar pembicaraan mereka. nafas dan hembusan suara Luhan tepat mengenai leher Xian-xian membuat nya merinding disko dan ia menjempitkan kepala nya kebahu nya sambil memiringkan kepala kearah Luhan .. reflex menutupi leher nya yang merinding.. tanpa sengaja wajah mereka berdua bersentuhan.