pagi itu aku masih ragu untuk mencoba menghubunginya kembali, khawatir dia sedang sibuk saat itu dan aku mengganggunya "mungkin". Akhirnya, pagi itu tatkala langit cerah bersinar namun aku sedang dilanda sedikit kebingungan. Memikirkan cara agar keinginanku berjalan seperti apa yang aku impikan.
Bel masuk kelas berbunyi dan waktu menunjukkan pukul 7 pagi. Aku mencoba untuk melupakan sejenak tentang wanita cantik yang mampu membuatku takjub akan keindahan parasnya itu. Aku mengikuti pelajaran dari guruku, menyimak dan mencatat apa yang diterangkan pada seluruh siswa dikelas. Tak lama kemudian setelah selesai menerangkan pelajaran, Beliau pun pamit pergi meninggalkan kelas sejenak dan memberi tugas siswa pada semua siswa di kelas. Aku pun mengerjakan tugas itu, karena terlalu mudah dan kebetulan itu adalah pelajaran yang aku suka akhirnya aku pun tidak butuh waktu lama untuk menyelesaikan tugasku.
Waktu pengumpulan masih cukup lama dan aku sudah selesai mengerjakan tugasku. Aku pun menunggu dan gabut pun melandaku. Aku mencoba melakukan hobi baruku "sepertinya", yaitu menulis puisi. aku mencoba menulis puisiku tentang keindahan parasnya yang begitu menakjubkan hingga membuatku terpana akan kecantikannya. satu dua kata kutulis hingga menjadi kalimat yang terlihat indah didengungkan dan didengar, seperti keindahan parasnya yang begitu menakjubkan. sepenggal kalimat yang aku rangkai sedemikian rupa satu persatu kusambungkan hingga menjadi bait puisi yang menurutku sekiranya mampu untuk dipakai senjata untuk aku gunakan rayuan gombal yang kuberikan padanya.
Guru pun datang dan meminta semua siswa mengumpulkan tugas yang telah diberikannya. Tak lama bel istirahat berbunyi. Sebagian temanku ada yang membawa bekal dimakan di kelas dan ada juga sebagian yang hendak pergi ke kantin untuk melepas penat berfikir juga mengisi perut yang kosong sejak pagi saat mentari mulai menampakkan diri dari langit sebelah timur. Aku memesan makanan favoritku dan memakannya bersama - sama dengan temanku di kantin sekolah. Cukup lahap aku memakannya dan setelah itu kami pun ngobrol basa - basi seperti biasa. Aku mengaktifkan hp ku dan mencoba untuk menghubunginya.
"Hai" aku mengawali pembicaraan di chat WA.
"iya" Sahutnya membalas pesan WA ku.
"Sibuk nggak nih" kataku.
"Oh enggak kok" dengan emotikon tertawa.
"Oh kirain masih jam pelajaran hehe" kataku.
"Ini baru istirahat... lagi makan bekal" jawabnya.
"nah gitu makan biar nggak punah" jawabku dengan menggodanya.
"Haha... punah apaan" sekali lagi dengan emotikon ketawanya.
"Iya... kalau kamu punah ntar aku sedih, bahkan mungkin bumi pun bersedih". jawabku
"Lah emang kenapa?" balasnya dengan bertanya padaku.
"Ya... karena aku kehilangan pemandangan indah yang aku lihat kemaren dan bumi kehilangan bidadarinya, makanya sedih juga" jawabku dengan melontarkan rayuan gombal untuknya.
"Haha... bisa aja sih kamu kalau ngerayu. Dasar buaya" jawabnya.
"lah.. buaya gimana? Aku aja jomblo, kalau buaya kan ceweknya banyak" jawabku dengan sedikit terkejut saat dia mengataiku buaya.
"Apa iya dia ada yang ngasih tau yaa." batinku.
"udah kelihatan rayuan - rayuan buaya kan kayak gitu itu haha" balasnya.
"haha ya nggak lah. nggak selalu kayak gitu itu buaya darat hehe". kataku.
Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, aku menikmati chatinganku bersamanya hati seakan merasa hadirnya mentari yang muncul kembali setelah gelap mengepung suasana hati. bel berakhirnya istirahat pun berbunyi aku dan teman - temanku segera membayar pesanan kami dan bergegas menuju kelas sebelum guru masuk mendahului.
Waktu terus berputar dan sore pun tiba, bel pulang sekolah berbunyi dan bersiap untuk pulang ke rumah setelah merasakan letih berfikir dan dilanda rasa suntuk yang disebabkan pelajaran dari pagi sampai sore. Di perjalanan pulang, melewati hamparan sawah yang begitu luas dengan menyuguhkan pemandangan yang indah di kanan dan kiri. masih serasa suasana pedesaan di wilayah yang sudah maju peradabannya. aku menikmati perjalanan dengan santai, tidak terlalu kencang seperti lainnya yang mengendarai kendaraanya cukup kencang hingga beberapa waktu kemudian aku sampai hingga di rumah dan beristirahat merebahkan badan yang telah letih juga otak yang telah berfikir dari pagi hingga sore hari.
Kubuka Hp ku dan tak lupa aku membalas chat darinya. kami melanjutkan obrolan di room chat Whatsapp. tak lama kemudian badanku terasa tidak nyaman dan aku segera untuk mandi dan menyegarkan badanku kembali.
Malam tiba dengan gelapnya langit yang sepi tanpa hadirnya bintang - bintang yang menghiasi. Purnama tampak sendiri terang bersinar menerangi gelapnya langit dan terlihat begitu jelas dengan ukuran yang besar. Jarang sekali momen seperti ini terlihat. Aku melanjutkan obrolanku dengannya melalui whatsapp. basa - basi membahas sana - sini dan bersenda gurau lewat whatsapp dan akupun menikmatinya dan ternyata dia sekelas dengan teman dekatku waktu SMP. Saat itu aku mempunyai geng yang berumlah 6 orang terdiri dari Aku, Andi, Dinda, Dila, dan Yudha.
Setelah beberapa hari kami saling mengirim pesan via whatsapp dan berbalas, aku mencobanya untuk mengajaknya keluar untuk jalan - jalan sembari menikmati malam minggu agar tidak seperti jomblo dan orang - orang yang sedang patah hati. Ia pun mengiyakan ajakanku.